Bisnis.com, MAGELANG - Petani jagung di Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang tengah bersenang hati. Pasalnya, pada panen raya kali ini pendapatan yang dihasilkan kini telah lebih baik. Pada musim panen sebelumnya, harga jagung pipil kering berkisar di Rp4.000/kilogram. Sementara kini, harganya mencapai Rp5.000/kilogram.
Tak hanya perbaikan harga, bantuan bibit jagung kuning jenis hibrida yang diterima petani di wilayah tersebut juga terbukti mampu meningkatkan produktivitas lahan.
"Bibitnya itu sekitar 300 kilogram. Prediksi yang sudah dipanen per hektare keluar 13,25 ton. Dibanding hasil panen sebelumnya yang di bawah 10 ton per hektare," jelas Agus Puspito, Penyuluh Pendamping Desa Menoreh dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Salaman, Kamis (7/9/2021).
Agus menuturkan bahwa bantuan bibit jagung diperuntukan bagi 10 hektare lahan pertanian di wilayah tersebut. Bibit jagung dipilih karena kondisi lahan pertanian kurang mendukung untuk budi daya padi, terlebih di musim kemarau.
Selain faktor bibit, pada musim tanam kali ini petani di Desa Menoreh juga diuntungkan dengan minimnya serangan hama yang menganggu pertumbuhan jagung. Biasanya, hama ulat dan jamur menyerang tanaman jagung dengan merusak tunas. Efeknya, pertumbuhan tanaman bakal terganggu dan bahkan berpotensi menggagalkan panen.
"Saya tanya ke petani mereka tidak melakukan penyemprotan hama. Hasil panen bagus, melimpah sekarang," jelas Agus seperti dikutip Bisnis dari portal berita resmi milik Pemerintah Kabupaten Magelang.
Baca Juga
Tak hanya petani di Kabupaten Magelang, secara umum, petani di Jawa Tengah kini tengah meraup untung. Pasalnya, Nilai Tukar Pertanian (NTP) pada bulan September 2021 dilaporkan mengalami pertumbuhan positif.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat bahwa NTP pada September 2021 berada di angka 100.95 poin. Sebelumnya, pada Agustus 2021, angka dilaporkan berada di 100 poin. Meskipun mengalami pertumbuhan, NTP Jawa Tengah masih berada dibawah angka nasional yang mencapai 105,68 poin pada September 2021.
Secara khusus, NTP pada subsektor tanaman pangan di Jawa Tengah dilaporkan mengalami kenaikan 2,20 persen (month-to-month) pada bulan September 2021. Kenaikan persentase NTP juga terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat dan perikanan. Sementara itu, subsektor tanaman holtikultura dan peternakan dilaporkan mengalami penurunan NTP, masing-masing sebesar 1,65 persen dan 0,63 persen.