Bisnis.com, SEMARANG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, per 21 Oktober 2021 mencatat harga rata-rata minyak goreng curah tanpa merek di Kota Semarang mencapai Rp15.182 per liter.
Angka tersebut berada jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditentukan Kementerian Perdagangan di Rp11.000 per liter.
Kepala Disperindag Provinsi Jawa Tengah Arif Sambodo mengatakan bahwa kenaikan harga minyak goreng tersebut masih dalam batas wajar. Oleh karena itu pihaknya masih belum akan melakukan intervensi.
"Sejauh ini kami belum ada rencana untuk melakukan operasi pasar. Kenaikannya belum terlalu tinggi untuk curah. Saya melihatnya apa yang ada di ritel modern, ketika ritel modern masih Rp12.500 untuk [minyak goreng] kemasan, itu tidak masalah. Berarti masih di batas toleransi masyarakat," jelas Arif saat dihubungi Bisnis, dikutip Jumat (22/10/2021).
Arif mengungkapkan bahwa kenaikan harga minyak goreng di pasar-pasar tradisional saat ini masih terus bergerak naik. Disperindag Provinsi Jawa Tengah mencatat, dari 5 pasar tradisional di Kota Semarang, harga minyak goreng curah di Pasar Bulu jadi yang tertinggi di angka Rp12.273 per liter.
"Masyarakat sekarang bisa memilih lah. CPO memang sedang naik, tapi operasi pasar belum akan dilakukan dalam waktu dekat. [Kenaikan harga] ini masih fluktuatif, masih naik turun lah harganya," jelas Arif.
Baca Juga
Arif juga menilai bahwa kenaikan harga minyak goreng tersebut belum memberikan efek berantai bagi harga jual makanan. "Bisa dilihat sendiri, harga bahan makanan belum ada pengaruh. Beli pisang goreng atau ketela goreng harganya juga masih tetap, masih aman lah untuk sementara ini," jelasnya.
Sebelumnya, Disperindag Provinsi Jawa Tengah bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya telah memberikan bantuan bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang terdampak akibat kenaikan harga minyak goreng tersebut.
"Kami sudah memberikan bantuan berupa minyak goreng dan sebagainya di 35 Kabupaten/Kota. Kalau saya sendiri sekitar 2.000 sekian IKM yang kami [Disperindag Provinsi Jawa Tengah] bantu, cukup banyak, 15 liter. Paling tidak bisa sedikit meringankan beban operasional. Tetapi dalam jangka panjang [kenaikan harga minyak goreng] masih belum begitu berpengaruh," jelas Arif.
Tak hanya di Kota Semarang ataupun Jawa Tengah. Kementerian Perdagangan mencatat kenaikan harga minyak goreng tersebut juga terjadi merata di berbagai wilayah di Indonesia. Pada pekan ini, harga eceran nasional untuk minyak goreng curah berada di angka Rp14.800 per liter, atau naik 4,96 persen jika dibandingkan bulan lalu. Sementara itu, harga minyak goreng kemasan berada di harga Rp16.700 per liter atau naik 2,45 persen.
Per 15 Oktober 2021, stok minyak goreng dalam negeri diperkirakan berkisar di angka 628,70 ribu ton. Angka tersebut berasal dari stok milik Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) sebesar 405,09 ton juga. Sisanya berasal dari stok minyak goreng yang dimiliki oleh produsen anggota Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI).