Bisnis.com, SEMARANG – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi bersama Kepala Staff Presiden Moeldoko berupaya untuk menemui massa yang menggelar protes di Taman Piere Tendean pada Kamis (18/11/2021). Sayangnya, bukan sambutan positif yang diterima keduanya. Massa aksi justru memberikan penolakan yang tegas.
Dalam video yang diunggah akun Instagram @AksiKamisanSemarang, Hendi dan Moeldoko tak bisa berbuat banyak ketika massa aksi kamisan menolak untuk memberi ruang bagi keduanya untuk berbicara.
“Mereka berusaha untuk mencuri panggung, meminta mic dan berbicara. Melihat hal itu, ketika Moeldoko memegang mic dan bicara, massa aksi langsung menolak dan menyuruh mereka segera pergi,” tulis akun tersebut.
Dalam unggahan tersebut disampaikan pula beberapa alasan penolakan Hendi dan Moeldoko. Salah satu alasannya adalah minimnya tindakan Hendi dan Moeldoko dalam mendukung upaya penuntasan kasus pelanggaran HAM.
“Moeldoko, Hendrar Prihadi, dan Komnas HAM sudah jelas tahu seluruh rangkaian pelanggaran hak-hak warga. Lebih baik mereka segera mengerjakan tanggung jawabnya untuk melindungi dan memenuhi hak warga,” tulis @AksiKamisanSemarang.
Baca Juga
Dalam siaran pers yang diterima Bisnis, massa aksi juga menyampaikan sejumlah tuntutan. “Aksi Kamisan Semarang menuntut kepada pemerintah untuk segera berhenti melakukan perampasan ruang hidup warga, merusak lingkungan hidup warga, memeras keringat buruh untuk membuat yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin,” tulis pemilik akun @AksiKamisanSemarang.
Sebagai informasi, aksi kamisan tersebut merupakan aksi tandingan yang dilakukan sejumlah elemen masyarakat terkait penyelenggaraan Festival HAM di Kota Semarang pada 16-19 November 2021.
Ada sejumlah alasan kenapa Kota Semarang dipilih Komnas HAM sebagai tuan rumah Festival HAM pada tahun ini. Pertama, Komnas HAM menilai Kota Semarang telah memiliki rencana aksi yang matang untuk menyelenggarakan festival tersebut. Kedua, Kota Semarang dinilai telah menerapkan nilai-nilai HAM dalam kebijakan serta program pembangunan.
Status Open Government Partnership (OGP) Global yang dimiliki Kota Semarang juga menjadi salah satu pertimbangan bagi Komnas HAM untuk menjadikannya sebagai tuan rumah pada Festival HAM 2021.
Sebelumnya, Hendi menyebut bahwa penyelenggaraan Festival HAM 2021 di Kota Semarang merupakan momentum yang perlu dimanfaatkan dengan baik.
“Semangat pembangunan Kota Semarang sekarang adalah No One Left Behind, yang artinya tidak ada yang tertinggal. Maka momentum Festival HAM yang terselenggara di Kota Semarang menjadi momentum penting untuk mendorong seluruh stakeholder agar memiliki komitmen yang sama,” ucapnya seperti dikutip dari laman resmi Pemerintah Kota Semarang.