Bisnis.com, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Desember 2021, Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 0,64 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,3.
Kepala BPS Provinsi Jateng Adhi Wiriana mengatakan, penyebab utama inflasi di Jawa Tengah Desember 2021 adalah kenaikan harga cabai rawit, telur ayam ras, cabai merah, daging ayam ras, dan minyak goreng.
"Penahan utama inflasi di Jawa Tengah adalah penurunan harga pepaya, biaya administrasi transfer uang, emas perhiasan, salak, dan nangka muda," katanya, Senin (3/1/2022).
Adapun, tingkat inflasi tahun kalender Desember 2021 sebesar 1,70 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2021 terhadap Desember 2020) sebesar 1,70 persen.
Dari enam kota IHK di Jawa Tengah, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Cilacap sebesar 0,82 persen dengan IHK sebesar 106,21 diikuti oleh Kabupaten Banyumas sebesar 0,74 persen dengan IHK sebesar 107,15, Kota Surakarta sebesar 0,71 persen dengan IHK sebesar 107,31, Kota Tegal sebesar 0,66 persen dengan IHK sebesar 107,89, Kota Semarang sebesar 0,60 persen dengan IHK sebesar 107,49.
"Inflasi terendah terjadi di Kota Kudus sebesar 0,50 persen dengan IHK sebesar 106,32," tambahnya.
Baca Juga
Dia menjelaskan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,08 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,53 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,32 persen.
"Sedangkan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks (relatif stabil)," katanya. (k28)