Bisnis.com, SOLO — Kondisi bangunan baru dengan tata letak penempatan pedagang yang juga baru di Pasar Legi Solo membuat para pedagang maupun pembeli kebingungan. Mereka masih tahap adaptasi dan membiasakan diri dengan kondisi tersebut.
Beberapa pedagang bahkan rela keluar dari bangunan pasar demi menjemput pelanggan yang sudah mengabari akan datang untuk membeli barang. Para pedagang takut pelanggan mereka kesulitan menemukan lokasi lapak mereka.
Seperti yang dilakukan Sulastri, pedagang yang menepati lantai dasar Blok B Pasar Legi Solo. Sulasti buru keluar dari lapaknya dan berjalan menuju halaman pasar sisi barat. Sesampai di luar pasar, ia lalu mengamati sekeliling pasar.
Pandangannya sesekali tertuju pada akses masuk pasar yang terhubung dengan Jl S Parman. Hari itu, Minggu (16/1/2022), adalah jadwal pelanggannya datang. Namun karena pelanggannya belum pernah mengunjunginya di lokasi baru, ia pun khawatir pelanggan akan kebingungan.
Untuk itu pedagang Pasar Legi Solo itu bermaksud untuk menjemput pelanggannya. “Beberapa audah ada yang datang, tapi belum semua. Ini yang mau datang belum pernah ke lapak yang baru, jadi saya jemput saja,” tuturnya kepada JIBI, Minggu (17/1/2022).
Setelah menunggu beberapa menit dan pelanggannya tidak juga datang, Sulastri pun masuk kembali ke dalam pasar. Sebagai informasi, saat ini pedagang Lasar Legi Solo sudah pindah dari pasar darurat ke bangunan baru.
Baca Juga
Pedagang ditempatkan di zona-zona berdasarkan jenis barang dagangannya. Dengan begitu besar kemungkinan lokasi baru mereka akan berbeda dengan lokasi lapak saat menempati pasar yang lama sebelum terbakar 2018 lalu. Terlebih bangunan baru Pasar Legi saat ini memiliki bentuk bangunan yang berbeda.
Bangunan dibuat ada yang dua lantai, ada yang tiga lantai, serta dibagi dalam empat blok, yakni Blok A, Blok B, Blok C, dan Blok D. Salah satu pengunjung pasar, Sri Rejeki, mengaku baru kali pertama itu mengunjungi bangunan baru Pasar Legi Solo.
Ia mengaku masih bingung mencari lokasi penjual bawang. Sri Rejeki bingung mencari lokasi zona yang dimaksud serta pedagang yang dulunya menjadi langganannya di Pasar Legi Solo.
Akhirnya ia membeli barang yang ia butuhkan di lapak yang ia temui. “Bingung, karena baru pertama kali. Jadi tadi ya sedapatnya saja, nemu barang yang dibutuhkan, langsung beli,” katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Andri. Penjual ayam geprek di sekitar Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu juga mengaku bingung saat berbelanja di Pasar Legi yang baru. Sebab lokasi pedagang yang menjadi langganannya sudah berubah.
“Saya sudah dua kali belanja di pasar yang baru ini, masih bingung. Jadi ya saya belanja sedapatnya. Mau cari langganan yang dulu, bisa-bisa saya kehabisan waktu untuk belanja,” katanya. “Selain bingung, juga capek, apalagi saya juga sudah tua,” kata pengunjung lain, Wiji, yang mengaku sudah berusia 64 tahun.
Upaya untuk jemput pelanggan memang bisa menjadi solusi bagi pedagang Pasar Legi Solo agar pelanggannya tidak bingung. Sebab meski sudah diberi tahu lokasi barunya melalui pesan Whatsapp atau melalui telepon, kadang saat berada di lokasi tetap saja bingung mencari lokasi dimaksud.
“Kalau saya memang sudah merencanakan, kalau ada pelanggan datang, telepon saja nanti kami jemput dan kami antar sampai lapak kami. Harapannya nanti kalau datang lagi, sudah tahu lokasinya,” kata salah satu pedagang, Untari.