Bisnis.com, SEMARANG - Bupati Karanganyar, Juliyatmono mendadak viral di media sosial karena pidatonya. Pidatonya yang mengajak masyarakat tidak mempedulikan Covid-19 dan menganggap omicron tidak ada ditanggapi serius oleh banyak pihak.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga berkomentar terkait hal itu. Ia meminta semua pihak peduli dan tetap taat protokol kesehatan.
"Saya kira ya harus peduli. [Tidak ada omicron] bagaimana, kan angka kematian ada lagi, meski tidak terlalu banyak. Rumah sakit juga mulai penuh. Jadi semua orang harus peduli soal itu," katanya, Rabu (16/2/2022).
Ganjar mengatakan belum mendapat keterangan dari Juliyatmono terkait video yang viral itu. Ia juga belum berkomunikasi secara langsung.
Sementara itu, Bupati Karanganyar Juliyatmono menanggapi pidatonya dalam video itu merupakan gaya bahasanya untuk menyemangati warga agar tak terpuruk dalam situasi pandemi sekarang ini.
“Itu [komentar Covid-19 dan Omicron tidak ada] metodologi menyampaikan pesan ke siapapun agar jangan mencekam dan larut dalam pikiran yang terganggu oleh ketakutan. Artinya, harus semangat,” kata Juliyatmono.
Baca Juga
Dijelaskan bahwa penyakit akibat Covid-19 itu bermula dari pikiran. Sehingga untuk mengantisipasinya, selain selalu berpikiran positif juga harus menerapkan protokol kesehatan, dan bagi pasien yang bergejala serta komorbid harus dilakukan perawatan di rumah sakit.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengklaim bed occupancy rate (BOR) cukup aman ditengah meningkatnya penyebaran virus omicron.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yunita Dyah Suminar mengatakan, BOR di Jateng masih cukup aman, karena tingkat keterisian baru 30 persen.
Menurutnya, utuk ketersediaan ICU yang mungkin harus menjadi perhatian, karena di beberapa daerah BOR ICU sudah cukup tinggi.
"Misalnya di Solo itu ICU sudah 40 persen, kalau di Tugurejo ini dan rumah sakit lain belum mencapai itu. Total BOR ICU di Jateng sekitar 50 persen dari total ketersediaan sekitar 300 lebih kamar," katanya, Rabu (16/2/2022).
Adapun capaian vaksinasi di Jawa Tengah sudah mencapai 90,22 persen untuk dosis pertama.
"Sementara dosis kedua mencapai 71,83 persen dan vaksinasi dosis ketiga atau booster baru mencapai 3,54 persen," kata Dyah Suminar.(K28)