Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Harga Telur Ayam Dorong Inflasi di DIY Jelang Ramadan

Untuk mengendalikan harga, Pemerintah Kota Yogyakarta bakal gelar dua kali operasi pasar selama Ramadan.
Ilustrasi./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Ilustrasi./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, SEMARANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DI Yogyakarta mencatat kenaikan inflasi di Kota Yogyakarta mencapai 2,95 persen (year-on-year). Pada Maret 2022, inflasi berada di angka 0,77 persen. Dimana kenaikan harga kelompok pengeluaran makanan memberikan andil terbesar pada kenaikan inflasi di wilayah tersebut.

Sub kelompok pengeluaran makanan menyumbang inflasi sebesar 0,32 persen. Dilihat dari komoditasnya, kenaikan harga pada komoditas telur ayam ras jadi pendorong utama terjadinya inflasi di Kota Gudeg.

Secara month-to-month, inflasi pada Maret 2022 sementara ini jadi yang tertinggi sepanjang tahun ini. Pada Januari lalu misalnya, inflasi di Kota Yogyakarta berada di angka 0,59 persen. Sementara pada Februari lalu, angkanya berada di 0,05 persen.

Heroe Poerwadi, Wakil Wali Kota Yogyakarta menyebut kenaikan harga jelang Ramadan terjadi pada komoditas seperti daging sapi dan ayam. “Di Pasar Beringharjo, kita temukan harga daging sapi dan harga daging ayam mengalami peningkatan. Kalau saya tanya, sebenarnya stoknya ada. Cuma kenapa kok harganya naik?” jelasnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.

Untuk mengendalikan kenaikan harga tersebut, Heroe bakal memerintahkan Kepala Dinas Perdagangan untuk mengundang distributor daging guna menemukan kesepakatan bersama. Diharapkan, kesepakatan tersebut bisa menciptakan harga yang normal dan wajar bagi konsumen. Terlebih jelang Bulan Suci Ramadan.

Dalam pemantauan harga dan stok pasar yang dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta pada Jumat (1/4/2022), harga daging ayam mengalami kenaikan dari Rp35.000 per kilogram menjadi Rp38.000 per kilogram. Sementara itu, untuk komoditas minyak goreng, Heroe menyebut kenaikan harga terjadi akibat pengurangan alokasi di tingkat distributor.

Pengurangan tersebut terjadi sejak Januari 2022 lalu. Dimana dua distributor utama minyak goreng Kota Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Bantul dan Kotagede hanya mendapat alokasi 50 persen dari pengiriman biasanya. Dari alokasi tersebut, 30 persen minyak goreng didistribusikan kepada para pengecer, sementara 20 persen sisanya didistribusikan pada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, serta masyarakat umum.

Heroe memastikan bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta bakal berupaya untuk mengendalikan harga komoditas pokok yang dibutuhkan masyarakat. “Ketika stok datang maka akan dilakukan operasi pasar. Minimal dua kali selama bulan Ramadan,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Sumber : bps.go.id, siaran pers
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper