Bisnis.com, YOGYAKARTA - Berdasar data Ditlantas Polda DIY, ada enam jalur keluar masuk DIY dengan beragam tingkat kerawanan. Pemudik yang melintas diimbau hati-hati, terutama saat malam hari.
Pertama, jalur Sentolo-Nanggulan-Moyudan-Minggir-Jogja yang mana memiliki jalur panjang dan sempit. Tingkat kerawanan jalur ini, yaitu kurangnya penerangan, adanya pasar tumpah, jalur sempit, dan jalur padat pemukiman.
Kedua, jalur Klangon-Nanggulan-Ngeplang-Kalibawang-Muntilan-Magelang dengan karakteristik jalur panjang termasuk jalan nasional, tetapi relatif sempit. Adapun kerawanannya antara lain kurangnya penerangan jalan, adanya pasar tumpah, dan jalan relatif sempit.
Ketiga, yaitu jalur Wates-Panjatan-Brosot-Srandakan-Parangtritis-Ring Road-Jogja dengan kerawanan arus lalu lintas padat, tidak terdapat pembatas jalan, pasar tumpah, jalan berkelok, jalur padat pemukiman, dan kurang penerangan.
Keempat, yakni Jogja-Pleret-Imogiri-Panggang-Playen-Wonosari dikenal dengan padat arus lalu lintas, tidak ada pembatas jalan, pasar tumpah, kurang lampu penerangan, dan jalan banyak berkelok.
Kelima, jalur Sedayu-Pajangan-Pandak-Bantul-Ring Road Selatan-Piyungan-Prambanan dengan bentuk kerawanan antara lain tidak terdapat pembatas jalan, berada di wilayah pemukiman, serta minim penerangan.
Baca Juga
Sementara itu, jalur alternatif keenam, yaitu Tempel-Turi-Pakem-Ngemplak-Kalasan-Prambanan-Klaten dengan bentuk kerawanan jalan berkelok tanpa pembatasan jalan dan minim penerangan.
Direktur Lalu Lintas Polda DIY, Kombes Pol Iwan Saktiadi menjelaskan keenam jalur tersebut bisa menjadi salah satu alternatif bagi pemudik. Dia memastikan sebagian besar jalan alternatif memang sudah relatif baik.
“Hanya saja kami melihat seperti jalur alternatif di Sleman ini masih banyak yang belum dipasangi rambu penunjuk arah, ini sangat penting bagi pemudik. Kalau jalannya sudah bagus semua,” katanya, Kamis (21/4/2022).
Iwan mengatakan pentingnya penunjuk arah di jalur alternatif dari Sleman ke Solo tersebut karena jalannya banyak berkelok-kelok. Nyaris sulit dibedakan antara jalan kampung dengan jalan provinsi tersebut karena sama-sama halus, sehingga jika kurang penunjuk dikhawatirkan menyulitkan pemudik.
“Rambu-rambu ini bisa dipasang secara portabel asal informatif untuk pemudik, karena jalan-jalan sudah bagus, halus dan susah membedakan antara jalur kampung dengan jalur umum,” ujarnya.
Jalur Alternatif Mudik di DIY
1. Sentolo-Nanggulan-Moyudan-Minggir-Jogja.
2. Klangon-Nanggulan-Ngeplang-Kalibawang-Muntilan-Magelang.
3. Wates-Panjatan-Brosot-Srandakan-Parangtritis-Ring Road-Jogja.
4. Jogja-Pleret-Imogiri-Panggang-Playen-Wonosari.
5. Sedayu-Pajangan-Pandak-Bantul-Ring Road Selatan-Piyungan-Prambanan.
6. Tempel-Turi-Pakem-Ngemplak-Kalasan-Prambanan-Klaten.
-----
Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul "Ada 6 Jalur Alternatif Mudik di DIY, Seperti Ini Kondisinya"