Bisnis.com, SEMARANG - Terminal Petikemas Semarang terimbas langsung banjir akibat kenaikan permukaan air laut yang menyebabkan tanggul jebol dan memicu limpasan air, Senin (24/5/2022). Sedikitnya 500 peti kemas terdampak kejadian tersebut.
Sementara kondisi per Selasa (25/5/2022), penanganan akibat rob sehari sebelumnya masih berjalan. GM Pelindo Cabang Tanjung Emas Hardianto mengatakan kondisi terbaru per hari ini pukul 08.00 WIB, TPK Semarang belum dapat beroperasi karena aliran listrik dari PLN masih padam
"Saat ini TPK Semarang bersama tim PLN sedang melakukan pengecekan terhadap panel listrik untuk memastikan aman jika dialiri listrik," jelasnya dalam keterangan tertulis.
Dia menjelaskan langkah yang ditempuh setelah kejadian kemarin, TPK Semarang sejak pukul 02:00 WIB sudah mengoperasikan listrik cadangan dari genset untuk aliran listrik ke peti kemas berpendingin (reefer) agar barang yang ada di dalamnya tidak rusak.
"Pompa air milik Pelindo terus bekerja memompa air ke kolam penampungan untuk selanjutnya dialirkan kembali ke laut saat surut," tuturnya.
Tim Pelindo juga sedang berupaya menutup tanggul jebol dengan kantong pasir dibantu oleh Pemda, BPBD, TNI dan Polri. Adapun kegiatan di Terminal Penumpang dan Roro Pelabuhan Tanjung Emas tetap berjalan.
Baca Juga
Diberitakan sebelumnya, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Regional 3 Semarang memfungsikan 32 unit pompa air untuk mengatasi banjir rob yang melanda kawasan Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Jawa Tengah.
"Sedikitnya 32 unit pompa air dengan kapasitas hingga 800 liter per detik yang tersebar di sejumlah titik-titik rawan banjir rob, mulai dari titik terluar seperti jalan, terminal penumpang, Dermaga Samudera," kata General Manager Pelabuhan Tanjung Emas Hardianto di Semarang, Senin (23/5/2022).
Ia menjelaskan, secara teknis penanganan banjir rob di Pelabuhan Tanjung Emas dilakukan dengan sistem mengalihkan air rob yang masuk ke kolam retensi menggunakan puluhan unit pompa air hingga jangka waktu tertentu sehingga volume genangan air akan berkurang.
General Manager TPK Semarang I Nyoman Sudhiarta di Semarang, menyebutkan, beberapa titik di dalam TPK Semarang yang terdampak adalah lapangan penumpukan peti kemas ekspor yang berada di pinggir dermaga dan juga area konsolidasi (container freight station).
Menurut dia, setidaknya terdapat 500 peti kemas berukuran 40 kaki, baik ekspor maupun impor yang terdampak langsung genangan banjir rob sehingga TPK Semarang akan memberikan perhatian khusus agar kerugian tidak semakin membesar.
Selain itu, pihaknya terus berupaya untuk meminimalkan jumlah peti kemas yang terdampak dengan cara memindahkan peti kemas ke area yang lebih tinggi atau memasang beton untuk menahan laju air menuju peti kemas.