Bisnis.com, SEMARANG - Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Jawa Tengah pada April 2022 defisit US$547,31 juta, sedangkan pada Maret sebesar US$173,09 juta.
Kepala BPS Jateng Adhi Wiriana mengatakan neraca perdagangan migas mengalami defisit US$838,06 juta sedangkan neraca perdagangan non migas mengalami surplus US$290,75 juta.
"Nilai ekspor Jawa Tengah pada April 2022 sebesar US$1.117,00 juta atau turun 5,48 persen dibanding ekspor pada Maret 2022. Namun jika dibandingkan dengan ekspor April 2021 naik sebesar 31,35 persen," katanya, Kamis (2/6/2022).
Ia menjelaskan, ekspor nonmigas pada April 2022 mencapai US$1.043,84 juta, turun sebesar US$106,40 juta atau 9,25 persen dibanding nilai ekspor nonmigas pada Maret 2022.
"Tiga negara tujuan ekspor non migas terbesar pada April 2022 meliputi Amerika Serikat dengan nilai US$457,92 juta, disusul Jepang US$74,35 juta dan Tiongkok US$52,06 juta, dengan kontribusi ketiganya sebesar 58,69 persen selama Januari-April 2022," ujarnya.
Sementara itu, nilai impor Jawa Tengah pada April 2022 sebesar US$1.664,31 juta atau naik 64,99 persen dibanding impor pada Maret 2022. Begitu pula jika dibandingkan dengan nilai impor April 2021 naik sebesar 77,03 persen.
Baca Juga
Adapun, impor non migas pada April 2022 mencapai US$753,09 juta, naik sebesar US$75,45 juta atau 11,13 persen dibanding impor pada Maret 2022.
"Tiga negara pemasok barang impor non migas terbesar pada April 2022 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai US$331,55 juta, Amerika Serikat US$58,89 juta dan Korea Selatan US$45,42 juta," katanya. (k28)