Bisnis.com, SEMARANG - Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan (BKIPM) Semarang mencatat dari awal Januari hingga Mei 2022 volume ekspor perikanan Jawa Tengah mencapai 19.864 ton.
Kepala BKIPM Semarang Sokhib mengatakan bahwa tujuan ekspor perikanan asal Jawa Tengah pada akhir Mei mampu diserap oleh 22 negara di dunia, yang paling dominan adalah Amerika Serikat, China, Malaysia, Taiwan dan Jepang.
Tercatat pada bulan Mei data ekspor perikanan yang disertifikasi oleh Balai KIPM Semarang adalah 3.761 ton atau setara Rp250,9 miliar.
"Rajungan, udang, layur, cumi-cumi dan ikan ayam-ayam masih menjadi primadona pasar mancanegara," katanya, Selasa (28/6/2022).
Ekspor rajungan menyentuh nilai Rp101,5 miliar tertinggi di bulan Mei dibandingkan produk perikanan lainnya, sedangkan volume ekspor tertinggi masih diduduki oleh layur dan surimi, yaitu mencapai 644 ton dan 531 ton.
Menurutnya, terjadi penurunan kegiatan ekspor perikanan di Jawa Tengah ini salah satunya adalah berkurangnya permintaan karena masih tersedianya stok yang dianggap mencukupi di negara tujuan ekspor.
Baca Juga
Selain itu, faktor cuaca ekstrem seperti hujan dan air pasang di perairan laut bagian utara Jawa Tengah juga mempengaruhi kegiatan ekspor ke luar negeri sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
Ia berharap ada peningkatan terhadap produk perikanan asal Jawa Tengah dan kondisi cuaca kembali normal, sehingga tidak mempengaruhi pengiriman ekspor karena air pasang di area pelabuhan. (k28)