Bisnis.com, BOYOLALI – Panen petani lada putih atau merica putih di Kecamatan Tamansari, Boyolali beberapa tahun terakhir mengalami penurunan.
Petani lada putih di Desa Dragan, Kecamatan Tamansari, Hartati menyebutkan jumlah panen kali ini lebih sedikit dari tahun sebelumnya.
“Beberapa tahun kemarin saya bisa panen lada putih sampai 40 kg [kilogram], tapi kali ini sekitar 5 kg,” kata dia saat ditemui JIBI sembari memetik lada putihnya, Selasa (18/7/2022).
Hartati mengatakan harga lada putih cukup fluktuatif. Ia menyebutkan satu kg lada putih bisa dibeli tengkulak seharga Rp180.000. Namun harga lada putih juga bisa merosot menjadi Rp50.000 per kilo. “Kalo sekarang harga sekilo lada putih di kisaran Rp90.000,” kata dia.
Tak hanya soal harga. Petani lada putih lain, Harsono juga menceritakan hasil panennya yang berangsur sedikit.
Sebelumnya harsono bisa memanen lada putih sampai 20 kilo sekali panennya. Terakhir kali Harsono panen lada putih sebanyak dua kilo dengan harga jual kepada tengkulak Rp90.000 per kg.
Baca Juga
Mereka mengaku mendapat bibit lada putih dari pemerintah. Namun, ada beberapa tanaman lada yang beli sendiri. Pemerintah memberikan bantuan bibit melalui petugas penyuluh pertanian.
Hartati dan Harsono menceritakan tanaman mereka beberapa ada yang tiba-tiba mati. Mereka menduga tanamannya mati karena terserang virus. Hal ini menjadi salah satu alasan turunnya hasil panen.
Pengolahan lada putih memakan cukup banyak waktu. Setelah lada dipetik, lada dicuci dan direndam selama berhari hari sampai membusuk. Setelah itu, lada dikeringkan dua sampai tiga hari. Selanjutnya lada putih baru bisa dijual kepada tengkulak.
Produksi lada putih kecamatan tamansari sempat mencapai 22.6200 ton pada 2020. Camat Tamansari, Wurlaksana menjelaskan produk lada putih menjadi komoditas pertanian unggulan di Kecamatan Tamansari.