Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaringan Gas Tarik Investor Otomotif dan Elektronik Masuk ke Kendal

Dengan berbagai fasilitas serta infrastruktur penunjang industri tersebut, KIK tak cuma menarik minat investor dalam negeri untuk membuka pabrik keramik.
Kawasan Industri Kendal di Jawa Tengah./Jababeka.com
Kawasan Industri Kendal di Jawa Tengah./Jababeka.com

Bisnis.com, SEMARANG - Infrastruktur penunjang industri seperti jaringan gas bakal membuka peluang investasi bagi kawasan industri di Jawa Tengah. Kerja sama antara PT Pertagas Niaga (PTGN) dengan Kawasan Industri Kendal (KIK) untuk memasok Compressed Natural Gas (CNG) serta pembangunan jaringan gas Cirebon-Semarang (Cisem) jadi salah satunya.

Head of Sales and Marketing KIK, Juliani Kusumaningrum, menjelaskan bahwa pasokan gas tersebut menjadi penting untuk mendukung operasional pabrik keramik yang bakal masuk ke kawasan itu. Tak hanya industri keramik, pasokan gas juga membuka peluang investasi pada sektor lain.

"Dengan ketersediaan gas, tentunya selain industri keramik ini menjadi sangat attractive untuk industri lainnya. Seperti industri otomotif, elektronik, juga makanan dan minuman," jelas Juliani, Jumat (25/11/2022).

Selain pasokan gas, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) juga telah berkomitmen untuk memasok daya sebesar 40.000 kilo Volt Ampere (kVA) bagi kawasan tersebut. Adapun hingga Oktober lalu, sudah ada 78 tenant di KIK dengan kebutuhan daya mencapai 36 MVA.

Dengan berbagai fasilitas serta infrastruktur penunjang industri tersebut, KIK tak cuma menarik minat investor dalam negeri untuk membuka pabrik keramik di Kabupaten Kendal. Sebelumnya, dikabarkan akan ada investor alat cuci darah dari Malaysia yang bakal menanamkan modalnya di kawasan tersebut.

Perkembangan kawasan itu juga terus didukung oleh Pemerintah Singapura yang memang jadi salah satu investor di KIK. Direncanakan, pada 2024 mendatang, KIK bakal melakukan pengembangan dengan menggarap pembangunan fase II di lahan seluas 1.200 hektare.

Berbagai strategi dan rencana tersebut seperti menjadi jawaban atas isu resesi yang menghantui tahun 2023 mendatang. Kepada Bisnis, Juliani menyebut kondisi tersebut sebagai tantangan yang mesti dihadapi KIK. "Untuk KIK sendiri, kita masih optimistis semoga tahun depan akan jadi tahun yang lebih baik dari tahun ini," ungkapnya.

Pada perkembangan lainnya, meskipun terjadi pelemahan kinerja ekspor, namun sektor manufaktur di Jawa Tengah masih berupaya untuk bisa menembus pasar luar negeri. Seperti yang dilakukan salah satu tenant di KIK, PT Borine Technology Indonesia, yang beberapa waktu lalu berhasil mengekspor 40.000 unit Coffee Maker ke Amerika Serikat.

Bier Budy Kismulyanto, Kepala Kantor Bea Cukai Semarang, mengacungkan jempol atas prestasi yang dicapai oleh salah satu tenant KIK itu. "Ada dua hal yang disampaikan oleh Menteri Keuangan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional. Yaitu investasi dan ekspor. Saat ini, PT Borine Technology Indonesia sudah melakukan keduanya," katanya saat melepas produk ekspor tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper