Bisnis.com, SRAGEN — Siapa bilang menjadi petani tak bisa sukses secara finansial? Perri Setiawan telah membuktikan bila anggapan itu salah.
Petani Milenial asal RT 015, Dukuh Ngrombo, Desa Ngrombo, Kecamatan Plupuh, Sragen, ini mampu meraup penghasilan sampai Rp10 juta/bulan. Penghasilan itu ia dapat dari pengolahan lahan pertanian padi dan hortikultural organik dengan memanfaatkan pupuk organik.
Ia bahkan menciptakan sendiri pupuk organik cair yang ia beri nama Nitrobacter. Perri sekarang memiliki empat produk pertanian, yakni beras sehat, salada hidroponik, melon, dan markisa. Selain itu, ia juga membuat produk pupuk organik cair, yakni bio pestisida, kohe fermentasi, dan Zpt.
Dua bulan lagi ia akan panen melon dan markisa. Ia menanam 1.500 batang tanaman melon menggunakan sistem green House. Melon itu ia tanam di polybag.
“Pasar melon ini ada program kemitraan, kualitasnya grade A. Untuk pasar lokal, grade B. Harga kemitraan itu Rp18.000-Rp22.000 per buah. Kalau untuk kualitas pasar lokal, dijual dengan harga Rp30.000 per buah eceran,” ujarnya.
Di antara lainnya, beras organik menjadi produk andalan Perri. Beras itu dijual eceran dengan harga Rp15.000 per kilogram. Ia juga melayani penjualan secara grosir atau reseller dengan harga Rp12.000 per kilogram.
Baca Juga
“Stok beras organik ada dua ton tiap musim tanam. Beras itu dihasilkan dari tanaman padi yang ditanam tanpa menggunakan pupuk kimia. Murni menggunakan organik,“ ujarnya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia/JIBI (Solopos), Selasa (29/11/2022).
Padi yang ditanam Perri berupa varietas 32 dan mentik wangi. Beras itu dijual langsung kepada konsumen akhir atau end user. Salah satu keunggulan beras organiknya adalah lebih tahan lama saat ditanak menggunakan rice cooker. Langganan beras Perri sudah banyak. “Beras itu saya jual dalam kemasan 5 kg dengan harga Rp75.000/kg,“ katanya.
Ia juga menanam selada yang dipasarkan kepada para penjual kebab dan burger. Dari semua itu, Perri mengaku sebulan bisa mengantongi Rp5 juta-Rp10 juta.
“Bulan depan pendapatan berbeda. Semua dari hasil penjualan produk pertaniannya, termasuk produk pupuk organik cair. Pupuk itu dijual ke kelompok tani dan bahkan untuk pendampingan petani,” katanya.