Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Komoditas Pangan yang Rawan Picu Inflasi di Jateng Jelang Nataru

Produk peternakan, beras, tepung terigu, cabai rawit merah, juga kedelai dikhawatirkan bakal terus mengalami kenaikan harga.
Pedagang menunjukkan telur./Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Pedagang menunjukkan telur./Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, SEMARANG - Memasuki libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) sejumlah harga barang kebutuhan pokok di Jawa Tengah mulai menunjukkan tren peningkatan. Di Pasar Tradisional Purwokerto, Kabupaten Banyumas, misalnya. Kenaikan harga terjadi pada komoditas cabai rawit merah dan cabai rawit hijau.

Kepala Bidang Budidaya Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Jawa Tengah, Andiningtyas Mula Pertiwi, menjelaskan kenaikan harga juga terjadi pada hasil produksi usaha peternakan. "Ada beberapa komoditas yang bisa dibilang titik kritis. Ini sifatnya menahun dan trennya pasti seperti itu. Yaitu daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam ras," katanya, Rabu (14/12/2022).

Andiningtyas memaparkkan kebutuhan daging sapi di Jawa Tengah pada bulan Desember 2022 diperkirakan mencapai 4.506 ton atau setara dengan 32.110 ekor sapi. Dari kebutuhan tersebut, ketersediaan di Jawa Tengah mencapai 7.964 ton.

Kondisi surplus tersebut juga terjadi pada komoditas peternakan lainnya. Misalnya daging ayam ras yang kebutuhannya mencapai 21.508 ton dengan ketersediaan sebesar 21.739 ton. Atau telur ayam dengan kebutuhan 20.885 ton dan ketersediaan 21.406 ton. Kondisi surplus itu diperkirakan bakal terus bertahan hingga awal tahun 2023 mendatang.

Selain produk peternakan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengah Dyah Lukisari, komoditas beras juga ikut mengalami kenaikan harga seiring masuknya momen Nataru kali ini. Ketersediaan beras di Jawa Tengah mencapai 2.101.842 ton, sementara kebutuhannya berada di angka 342.485 ton. Sama seperti kondisi yang terjadi pada produk peternakan, meskipun ketersediaan beras di Jawa Tengah masih melimpah, namun harga di pasaran masih terus mengalami peningkatan.

"Di tingkat penggilingan, trennya itu naik terus. Dari Rp9.000 di Desember yang tadinya di Januari masih Rp8.800, tapi meningkat terus. Ini beras medium. Kalau kita cocokkan dengan data inflasi di Badan Pusat Statistik (BPS), memang beras ini jadi penyebab inflasi sejak bulan September kalau tidak salah," jelas Dyah. Selain beras, Dyah mengungkapkan bahwa tren kenaikan harga di tingkat produsen juga terjadi pada komoditas bawang merah.

Eddy Sulistyo Bramiyanto, Kepala Biro Perekonomian Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, menjelaskan bahwa komoditas lain yang rawan mengalami kenaikan harga adalah tepung terigu, cabai rawit merah, juga kedelai.

Pada perkembangan lainnya, Eddy mengungkapkan bahwa diperkirakan ada 5,8 juta orang yang bakal masuk ke Jawa Tengah saat Nataru nanti. Untuk itu, diperlukan upaya mitigasi untuk memastikan ketersediaan stok dan stabilitas harga. "Sambil kita melayani tamu yang datang ke Jawa Tengah, maka konsumsi di rumah tangga insyaallah akan tercukupi dengan sak cukupnya kita berbelanja," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper