Bisnis.com, SEMARANG - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) bakal melanjutkan upaya dekarbonisasi demi kelestarian lingkungan. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SIG, Andriano Hosny Panangian, menjelaskan bahwa upaya tersebut dibuktikan dengan Thermal Substitution Rate (TSR) yang terus mengalami peningkatan.
Upaya peningkatan TSR itu dilakukan sebab pembakaran batu bara yang dilakukan SIG jadi salah satu penyumbang karbon terbesar. Andriano menjelaskan bahwa pada tahun 2022 ini, angka TSR SIG secara rata-rata berada di 7 persen. Namun demikian, di beberapa daerah, TSR itu bisa melampaui angka tersebut.
Dalam konferensi pers yang digelar di Semarang, Andriano menjelaskan bahwa unit usaha SIG di Cilacap yaitu PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) susah mencapai angka TSR di 15 persen. "Tinggal kita replikasi ke pabrik-pabrik kita yang lain," ucapnya.
SIG sendiri menargetkan pada tahun 2030 mendatang emisi karbon yang dihasilkan bisa berkurang dan menyentuh angka 550 kg CO2/ton semen. Sebelumnya, hingga September 2022, dilaporkan bahwa SIG berhasil menekan emisi karbon sebesar 13 kg CO2/ton semen.
Lebih lanjut, selain mempertahankan upaya dekarbonisasi, Andriano juga menjelaskan bahwa tahun depan SIG bakal berupaya menjaga utilisasi produksi perusahaan di kisaran angka 75 persen.
"Kalau memang pasar domestik pertumbuhannya tidak sesuai dengan ekspektasi, kami siap untuk ekspor ke pasar yang sudah captive," jelas Andriano kepada wartawan.
Andriano mengungkapkan, sementara ini SIG telah memenuhi permintaan dari sejumlah negara. Beberapa yang cukup besar ekspornya adalah China, Bangladesh, Taiwan, dan Australia.
Untuk pasar domestik sendiri, Andriano yakin penguasaan jaringan logistik yang dimiliki SIG bakal terus membawa perusahaan itu untuk menguasai pasar kebutuhan bangunan. Adapun kebutuhan bahan bangunan terbesar hingga saat ini masih dikuasai oleh wilayah Jawa dengan pangsa pasar di angka 50 persen secara nasional.
Andriano juga menjelaskan bahwa SIG bakal mengoptimalisasikan pabrik-pabrik yang berlokasi di beberapa daerah. "Akan kita perkuat untuk mengelola market secara mikro, sehingga pemanfaatan brand kita untuk bisa kita manage dari sisi per wilayah bisa kita lakukan dengan optimal," jelasnya.