Bisnis.com, SEMARANG - Nelayan di wilayah Jawa Tengah diminta mewaspadai potensi ancaman ombak tinggi imbas cuaca ekstrem.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jateng Fendiawan Tiskiantoro mengatakan, telah menerbitkan surat imbauan melalui Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Jawa Tengah. Isinya meminta agar para nelayan menunda keberangkatan kapal mengingat cuaca ekstrem dan gelombang tinggi.
"Kepada semua Kepala Pelabuhan Perikanan dan Syahbandar Perikanan diminta untuk memantau aktivitas kapal penangkap ikan di pelabuhan. Bila kondisi cuaca tidak memungkinkan maka penerbitan surat persetujuan berlayar (SPB) ditunda hingga cuaca normal kembali dan memungkinkan kapal untuk berangkat," katanya, Senin (9/1/2022).
Fendi mengatakan, sekitar 90 persen kapal nelayan di Cilacap tidak melaut. Sementara yang kini belum melabuh di kampung asal, memilih bertahan di Pantai Pacitan dan Sendang Biru Provinsi Jawa Timur. Sedangkan, di pantura sebanyak 70 persen kapal bersandar di kolam pelabuhan dan berlindung di pulau terdekat sembari menunggu cuaca kembali membaik. Di antaranya di Legon Bajak Karimunjawa.
Di sisi lain, gegara cuaca buruk, jumlah tangkapan nelayan menurun. November tahun lalu, tangkapan nelayan hanya 12.397 ton.
Angka itu turun sebanyak 64,61 persen dibandingan November tahun 2021 di mana tangkapan ikan kala itu masih mencapai 35.031 ton. Sedangkan, produksi penangkapan ikan pada Desember masih dalam penghitungan, di masing-masing pelabuhan.
Baca Juga
"Cuaca ekstrem berdampak pada berkurangnya ikan hasil tangkapan nelayan dan aktivitas pelelangan di TPI. Kemarin kami bantu 146 paket sembako untuk keluarga nelayan di Kelurahan Tambaklorok Semarang," jelas Fendi.
Di sisi lain, pihaknya terus memantau informasi cuaca dari BMKG yang kemudian diteruskan kepada pemilik kapal dan nelayan. (k28)