Bisnis.com, SEMARANG - Kelompok usia milenial dan Generasi Z Jawa Tengah kian melek politik. Namun demikian, dari hasil survei yang dilakukan Aksara Research and Consulting, kebanyakan anak-anak muda tersebut lebih memilih untuk berpolitik di ruang-ruang alternatif selain partai.
Direktur Eksekutif Aksara Research and Consulting Hendri Kurniawan dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (7/2/2023) menjelaskan, bahwa survei tersebut melibatkan 800 orang responden di Jawa Tengah. Dengan metode penarikan sampel secara acak bertingkat, margin of error survei itu diklaim kurang lebih 3,46 persen.
"Ada 89,6 persen responden yang tidak berminat menjadi anggota partai politik," kata Hendri.
Lebih lanjut, Hendri mengungkapkan bahwa anak-anak muda di Jawa Tengah lebih sering mengikuti aktivitas politik di luar Pemilu. Lebih lanjut, generasi muda juga lebih giat berdiskusi dan memperbincangkan isu politik melalui media sosial.
"Ini menjadi tugas, baik untuk lembaga pemerintah maupun partai politik bagaimana kemudian anak muda yang punya concern terhadap politik tapi belum bersedia bergabung di partai politik," jelas Hendri.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Jawa Tengah Yuli Zuardi Rais merespons positif hasil survei tersebut.
"PSI siap menampung partisipasi politik anak muda di Jawa Tengah dan berkomitmen untuk mempersiapkan mereka menjadi generasi pelanjut pembangunan bangsa," katanya.
Pada perkembangan lain, anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah Fraksi PDIP Danie Budi Tjahyono menyebut hasil survei itu tidaklah final.
"Survei hanya memotret kondisi saat ini. Di dalam masyarakat, masih ada dinamika. Ke depan, masih banyak kesempatan untuk melakukan edukasi," tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan Padmasari Mestikajati, anggota Komisi C DPRD Provinsi Jawa Tengah Fraksi Golkar. Menurut politisi tersebut, generasi muda yang sudah melek politik mesti diarahkan agar lebih terlibat dalam proses pemilihan umum.
"Sehingga, kalau anak muda yang dia adalah masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan dia aware untuk memilih, berarti menekan angka golput. Harapannya, ke depan, lebih banyak juga yang terlibat dalam pembangunan. Jadi gak cuma aware-nya," kata Padmasari.