Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belajar dari Pola Erupsi, Perlu Diwaspadai Wilayah Barat Merapi

Dilihat dari pola erupsi di Gunung Merapi, wilayah barat dan tenggara gunung berapi itu memang cukup rawan.
Arah awan panas Gunung Merapi berdasarkan pola erupsi yang terjadi selama periode 1911-2006./Istimewa-PVMBG
Arah awan panas Gunung Merapi berdasarkan pola erupsi yang terjadi selama periode 1911-2006./Istimewa-PVMBG

Bisnis.com, SEMARANG - Gunung Merapi masih mengeluarkan asap putih dengan intensitas sedang. Ketinggian asap berkisar di 100-150 M dari puncak per Senin (13/3/2023).

Ahmad Sopari, petugas dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), melaporkan, "Cuaca cerah hingga berawan, angin sedang ke arah barat daya dan barat."

Melihat perkembangan tersebut, PVMBG mengeluarkan empat rekomendasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar. Disampaikan bahwa potensi guguran lava dan awan panas atau wedhus gembel meliputi wilayah selatan-barat daya dan tenggara.

Di wilayah selatan, potensi guguran lava dan awan panas dikeluarkan untuk wilayah Sungai Boyong dengan radius 5 KM dari kawah Gunung Merapi. Potensi bahaya juga dikeluarkan buat wilayah Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng dengan radius 7 KM.

Sementara itu, untuk wilayah tenggara, potensi guguran lava dan awan panas dikeluarkan untuk wilayah Sungai Woro dan Gendol, masing-masing dengan radius 3 KM dan 5 KM.

Selain potensi guguran lava dan awan panas, masyarakat juga diimbau buat mewaspadai lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif. Lontaran material itu bisa menjangkau radius 3 KM dari puncak Gunung Merapi.

Dilihat dari pola erupsi di Gunung Merapi, wilayah barat dan tenggara gunung berapi itu memang cukup rawan. Dari catatan PVMBG, pada periode 1872-1931, letusan Gunung Merapi mengarah ke wilayah barat-barat laut.

Arah letusan memang terus berpindah. Misalnya pada periode 1930-2001, dimana erupsi mengarah ke wilayah barat daya. Terkecuali pada letusan tahun 1994, dimana erupsi Merapi mengarah ke hulu Sungai Boyong yang berada di sisi selatan.

Pergeseran arah letusan juga terjadi pada 2006, dimana erupsi bergeser dari barat daya ke arah tenggara. Dari kejadian itu, terbentuklah bukaan kawan yang mengarah ke Sungai Gendol.

Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DI Yogyakarta Biwara Yuswantana mengatakan abu vulkanik merapi mengarah ke wilayah Magelang. "Sementara guguran lava mengalir ke Sungai Krasak dan Sungai Bebeng," jelasnya dalam konferensi pers yang digelar Minggu (12/3/2023).

Agus menjelaskan bahwa abu vulkanik dari Gunung Merapi cenderung mengarah ke barat laut lantaran arah angin. "Yang terjauh dilaporkan hujan abu tipis di Banjarnegara, sekitar 96 KM," ungkapnya.

Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyebut erupsi Gunung Merapi yang terjadi sejak Sabtu (11/3/2023) adalah hal yang biasa. Justru, aktivitas kegunungapian itu disebut bakal mengisi lubang-lubang tambang pasir di sekitar Gunung Merapi. "Nanti kalau yang berlubang-lubang itu sudah tertutup kan [erupsi] berhenti sendiri. Nggak papa, pokoknya hanya sampai di atas saja, tidak akan meletus," ucap Ngarsa Dalem.

Ngarsa Dalem juga menjelaskan bahwa erupsi yang terjadi itu sudah sesuai dengan pola sejarah. Merapi disebut rutin mengalami erupsi dalam pola empat tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper