Bisnis.com, SEMARANG — Program UMKM Gayeng 2023 yang digelar secara serentak di Indonesia, Singapura, dan Belgia, dinilai dapat mendukung investasi dan perdagangan di mancanegara, khususnya pada sektor usaha mikro.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, mengatakan bahwa pameran untuk menghadirkan produk-produk UMKM di luar negeri yang difasilitasi oleh Bank Indonesia merupakan salah satu agenda unggulan yang akan terus dilaksanakan.
UMKM Gayeng merupakan program yang diinisiasi oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, didukung oleh stakeholder lainnya di Jateng. Program ini sudah berjalan lima tahun, dengan jumlah UMKM yang terus meningkat.
Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur Bank Indonesia, menyebut gelaran UMKM Gayeng tersebut sebagai salah satu agenda tahunan yang diharapkan mampu menjadi etalase bagi peluang investasi dan perdagangan pada sektor usaha mikro.
“UMKM Gayeng setiap tahunnya mengalami perkembangan yang positif, baik dari sisi penjualan secara offline dan online, maupun dari sisi keberhasilan pengenalan produk ke luar negeri,” ujarnya saat memberikan sambutan secara daring pada acara pembukaan UMKM Gayeng 2023, Rabu (12/4/2023).
Adapun, pada 2022, UMKM Gayeng berhasil membawa produk UMKM menembus pasar ekspor ke kawasan Asia dan Eropa dengan total penjualan lebih dari Rp8 miliar.
Dari gelaran di tahun-tahun sebelumnya, tercatat ada 27 Memorandum of Understanding (MoU) yang sudah diteken antara pelaku UMKM dengan pihak agregator. Nota kesepahaman itu berisikan komitmen untuk melakukan sharing knowledge dan pemenuhan kebutuhan ekspor ke beberapa negara.
Secara khusus, Dody mengungkapkan optimismenya pada Jawa Tengah sebagai salah satu wilayah penopang kegiatan perdagangan luar negeri untuk industri manufaktur dan UMKM. "Capaian ini dapat terus ditingkatkan, di tengah berlanjutnya pemulihan pada negara mitra dagang di luar negeri," ucapnya.
Untuk mendorong masuknya produk UMKM Tanah Air ke pasar luar negeri, Dody memaparkan sejumlah strategi yang bisa diterapkan, tak terkecuali buat Jawa Tengah. Penguatan peran dan fungsi lembaga agregator menjadi salah satunya, utamanya sebagai hub informasi yang menyediakan informasi strategis dan up-to-date tentang UMKM Indonesia, untuk memudahkan buyer mengakses produk Indonesia.
Dalam hal ini, Bank Indonesia selaku bank sentral telah mengeluarkan fasilitas QR Code Indonesia Standard (QRIS) di beberapa negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina sebagai fasilitas pembayaran realtime yang mudah, cepat, dan murah di kawasan Asia Tenggara.
Strategi kedua yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan kemitraan dagang luar negeri. Kemitraan tersebut, menurut Dody, bisa diarahkan untuk memahami permintaan dan kebijakan di negara setempat untuk mencari peluang masuk bagi produk UMKM di dalam negeri. Tak lupa, strategi digitalisasi mesti ikut mendapat perhatian.
"Tidak hanya di sisi pemasaran, tetapi juga proses bisnis. Seperti pencatatan keuangan dan inventory. Untuk membantu administrasi bisnis yang lebih baik, untuk meningkatkan akuntabilitas ketika mengajukan pembiayaan," jelasnya.