Bisnis.com, SEMARANG - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah menerima kunjungan studi banding dari TPID Sulawesi Selatan serta TPID Provinsi Aceh.
Rangkaian agenda studi banding tersebut meliputi diskusi kelompok terpumpun atau focus group discussion, capacity building, hingga kunjungan lapangan. Adapun pelaksanaan kunjungan dilakukan pada 30-31 Mei 2023 lalu.
Kunjungan tersebut diharapkan mampu memperkuat sinergi dan koordinasi antar TPID dalam menjaga stabilitas harga pangan secara nasional. Harapannya, target inflasi nasional sebesar 3±1 persen pada 2023 bisa terealisasi.
Lebih lanjut, TPID Provinsi Jawa Tengah mengangkat pembahasan mengenai peluang Kerjasama Antar Daerah (KAD). Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menilai KAD dapat menjadi solusi atas persoalan produksi musiman dan disparitas harga pangan.
"Kunjungan dimaksud sekaligus bertujuan untuk melakukan penjajakan KAD antara TPID Provinsi Jawa Tengah, TPID Provinsi Sulawesi Selatan, dan TPID Provinsi Aceh. Terutama untuk komoditas bawang merah," jelas Rahmat, dikutip dari siaran pers.
KPw BI di setiap wilayah, sebagai bagian dari TPID, siap menjadi mitra strategis untuk memfasilitasi kerja sama tersebut. Harapannya, melalui KAD itu, upaya pengendalian inflasi pangan di daerah bisa lebih optimal.
Selain KAD, TPID Provinsi Jawa Tengah juga mengangkat isu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pangan dan perannya pada upaya pengendalian inflasi di daerah. Di Jawa Tengah, keberhasilan program fasilitas distribusi pangan didukung oleh program kerja serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) No.6/2022 yang meningkatkan peran PT Jateng Agro Berdikari (JTAB) sebagai BUMD pangan.
"Perubahan entitas dan fokus bisnis perusahaan ini menjadi krusial untuk memperluas ruang gerak BUMD pada program-program pengendalian inflasi pangan di Jawa Tengah," jelas Direktur PT JTAB, Totok Agus Siswanto.