Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasta Bawang Merah dan Cabai Untungkan Petani di Brebes

PT Sinergi Brebes Inovatif, BUMP milik petani bawang merah, mencoba mengolah hasil panen menjadi aneka produk siap saji.
Juwari, salah seorang pendiri PT Sinergi Brebes Inovatif sekaligus Ketua Umum Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), saat menunjukkan produk olahan berbentuk pasta bawang merah. /Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.
Juwari, salah seorang pendiri PT Sinergi Brebes Inovatif sekaligus Ketua Umum Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), saat menunjukkan produk olahan berbentuk pasta bawang merah. /Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, BANYUMAS - Tak ada yang mengira bahwa di Desa Sidamulya yang berlokasi di Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes beroperasi Perusahaan Terbatas (PT) yang produknya sudah menembus pasar ekspor. Tentunya, tidak ada pabrik tekstil atau produk elektronik di lokasi tersebut. Justru, petani-petani bawang merah di Desa Sidamulya-lah yang punya inisiatif buat mendirikan PT Sinergi Brebes Inovatif sebagai Badan Usaha Milik Petani (BUMP).

"Pertama kali kami membuat pasta bawang merah. Ini bisa mengangkat harga bawang merah yang ukuran kecil, yang ketika panen raya tidak laku dijual," jelas Juwari pendiri PT Sinergi Brebes Inovatif saat ditemui tim Jelajah Investasi Jateng 2023 Bisnis Indonesia pada Selasa (4/7/2023).

Juwari mengungkapkan bahwa produk pasta bawang merahnya itu cukup laris di pasaran. Di dalam negeri, olahan hasil panen petani itu bisa masuk ke pelanggan rumahan, restoran, hingga kelas industri. PT Sinergi Brebes Inovatif juga telah mengekspor sekitar 56 ton produk pasta bawang merah ke Arab Saudi.

"Sayangnya kemarin baru berhenti, karena Covid-19," jelasnya.

Selain pasta bawang merah, BUMP tersebut juga menjual aneka produk seperti pasta cabai rawit dan bawang goreng. "Secara modal, baik untuk membuka lahan pertanian maupun pengolahan produk pertanian, sebetulnya kebutuhannya sama saja. Kami bisa berbisnis dari hulu sampai hilir, ini yang dilakukan BUMP sehingga petani bisa mendapat keuntungan lebih banyak," jelas Juwari.

Juwari yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) mengungkapkan bahwa petani-petani bawang merah di Indonesia begitu rentan dengan perubahan harga di pasaran. Hitung-hitungannya, petani baru bisa balik modal ketika harga bawang merah berada di atas Rp14.000/kg. Ketika memasuki musim panen raya yang jatuh pada bulan Januari dan Juli, harga bawang merah bisa terjun bebas lantaran banyaknya hasil panen yang diserap pasar.

"Petani pasti dirugikan oleh mekanisme pasar. Kalau kita bisa mengolah sendiri hasil panennya, mau itu habis berapa, ongkos produksinya berapa, kita bisa mengatur sendiri harga produk akhirnya," jelas Juwari.

Liputan ini merupakan bagian dari program Jelajah Investasi Jawa Tengah 2023: Daulat Pangan dan Energi. Program tersebut terselenggara berkat dukungan dari para sponsor yakni Grand Batang City, PT PLN Persero, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, Nasmoco, XL Axiata, serta PT Jamkrida Jateng


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper