Bisnis.com, SEMARANG - Diaspora Indonesia yang kini menjadi pebisnis di Kanada, David Gunawan, punya segudang pengalaman dalam memasarkan aneka produk Tanah Air di Benua Amerika.
"Ada salah satu produk saya, mango chips, itu kalau misalkan berhasil tembus ke jaringan toko Costco untuk satu mango chips saja, untuk satu tahun, bisa 13 kontainer. Karena [permintaan konsumen] Amerika Serikat besar sekali dan suka sekali dengan mango," jelasnya, dikutip Selasa (10/10/2023).
David sendiri dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi importir produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari beberapa daerah di Indonesia. "Yang sekarang banyak berurusan sama saya dan partner ekspor kebanyakan dari Jawa Timur, Malang," tambahnya.
Sebagai informasi, perusahaan tempatnya bekerja saat ini, Exotique Foods Canada, baru saja meneken kerja sama dengan UMKM asal Jawa Tengah untuk memasarkan produknya ke kawasan Amerika Utara. Untuk bisa memasarkan produknya, David terlebih dahulu mesti memperkenalkan aneka produk pertanian dari Indonesia ke konsumen Amerika.
Tak sulit memang buat memasarkan buah tropis yang sudah lebih dulu populer, seperti misalnya mangga. Namun, lain cerita buat buah-buahan yang jarang dijumpai konsumen luar negeri seperti salak atau snake fruit.
David menyebut, konsumen Amerika tak begitu akrab dengan buah salak. Tak heran jika banyak yang penasaran dengan produk olahan salak di kawasan tersebut. "Di awal tahun ini, kami ikut [pameran] specialty food di Los Angeles dan kami membawa seluruh produk fruit chips dan snake fruit jadi unggulan di pameran itu," ungkapnya.
Baca Juga
Berbekal pengalaman pameran di Los Angeles tersebut, David kini bisa memasarkan produk olahan salaknya ke beberapa toko ritel di kawasan Amerika Utara, termasuk di Kanada dan Amerika Serikat.
Menurutnya, penting bagi pengusaha untuk aktif mengikuti agenda pameran di luar negeri. "Bukan untuk memberikan ide baru, tapi bagaimana bisa mencapai standar [dari produk yang dipamerkan] itu," jelasnya.
David menambahkan bahwa Indonesia punya potensi luar biasa untuk memasarkan aneka produk makanan yang diolah pelaku UMKM. Namun demikian, masih ada beberapa perbaikan yang mesti dilakukan. Beberapa masalah yang umum dialami adalah terkait kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
"Dari pengalaman saya, UMKM menawarkan kami produk, barangnya. Saya pesan satu dus bisa, satu palet, bisa, begitu bilang satu kontainer mundur karena tidak sanggup. Jadi kalau UMKM seperti itu, kami sebagai importir dan distributor akan berpikir dua kali," jelas David saat ditemui wartawan di Kabupaten Wonosobo.