Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang bakal memanfaatkan aset berupa lahan yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas pangan.
"Kami sekarang berupaya bagaimana tanah Pemerintah Kota Semarang yang tadinya bengkok agar bisa bagi hasil dengan petani," ucap Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, Rabu (15/11/2023).
Ita, sapaan akrabnya, menyebut hingga saat ini Kota Semarang memiliki lahan sawah lestari seluas 2.000 hektare (ha). "Kemudian tanah produktif yang bisa digunakan untuk pertanian sekitar 30.000 ha," tambahnya.
Meskipun lahan pertanian diklaim masih tersedia cukup luas, namun berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) luas panen padi di Kota Semarang pada 2022 hanya berkisar di 3.027 ha. Turun dari kisaran 4.000 ha yang terjadi pada periode 2020-2021 silam.
Adapun produksi padi di Kota Semarang pada 2022 berada di 15.691 ton, turun dari 20.288 ton pada 2021, dan 22.855 ton pada 2021. Jika dibandingkan antara produksi dan luasan lahan, maka produktivitas padi di Kota Semarang pada 2022 berkisar di angka 51,84 kuintal/ha.
Angka tersebut berada di bawah rata-rata Jawa Tengah yang bisa mencapai 56,37 kuintal/ha pada 2022. Untuk meningkatkan produktivitas pangan, Ita mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Semarang bakal menawarkan tanah bengkok yang dimiliki kepada para petani dengan skema kerja sama bagi hasil.
Baca Juga
Dari konsultasi yang dilakukan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), persentase bagi hasil pengelolaan tanah bengkok biasanya berkisar di angka 80:20. Namun, untuk meningkatkan keuntungan petani, Ita menyebut Pemerintah Kota Semarang bakal menawarkan persentase bagi hasil sebesar 90:10.
Sebelumnya, Ita juga mendorong pemanfaatan lahan-lahan kosong di tempat ibadah untuk digarap sebagai lahan Urban Farming. Imbauan tersebut disampaikan sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Ita bahkan siap memberikan dukungan dalam bentuk bibit dan kegiatan pelatihan. "Kita support, karena bisa menekan inflasi. Seperti cabai, bawang merah, dan lainnya," ucapnya saat memanen bawang merah di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) beberapa waktu lalu.
Ketahanan pangan memang menjadi isu yang mendapat banyak perhatian oleh Pemerintah Kota Semarang. Selain rutin melakukan pantauan harga dan ketersediaan komoditas pangan, Pemerintah Kota Semarang juga giat memperkenalkan alternatif pangan selain beras.Pada awal November 2023, Kota Semarang telah memiliki Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) yang diharapkan mampu memacu inovasi khususnya di bidang pangan.
"Dengan Brida ini mungkin nanti ada riset dan penelitian, sehingga bisa muncul varietas-varietas tanaman baru serta inovasi pertanian di Kota Semarang," jelas Ita.