Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyederhanaan Rantai Pasok Pangan Perlu Libatkan BUMP

Potensi BUMP di Jawa Tengah mesti dimanfaatkan dengan baik demi memastikan ketersediaan dan stabilitas pasokan pangan di kemudian hari.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, SEMARANG - Peran sektor pertanian dalam struktur perekonomian Jawa Tengah diproyeksikan bakal semakin menguat. Terlebih dengan visi Jawa Tengah 2025-2045 sebagai penumpu pangan dan industri nasional.

Namun demikian, masih ada sejumlah tantangan untuk bisa mendorong peran sektor pertanian di Jawa Tengah, salah satunya dengan melakukan penyederhanaan rantai pasok.

Oki Hermawan, Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah mengakui bahwa Jawa Tengah memang telah menjadi sentra produksi pangan di Pulau Jawa. Beberapa provinsi di luar Jawa Tengah bahkan telah menjadi pembeli produk pertanian, khususnya beras.

"Di Cipinang beredar banyak sekali beras yang berasal dari Jawa Tengah. Ini kalau kemudian berangkat ke Jakarta, diolah di sana, kemudian dipilah antara beras kualitas biasa, medium, premium, lalu datang lagi ke Jawa Tengah dengan harga yang lebih tinggi, maka ini menjadi kontraproduktif," jelas Oki pada Selasa (2/7/2024).

Kerja sama Antar Daerah (KAD) yang dilakukan antar pemerintah provinsi, kabupaten, maupun kota memang menjadi salah satu strategi pengendalian inflasi pangan. Namun, Oki menyebut bahwa langkah itu perlu diawasi sebagai bentuk antisipasi ketersediaan dan stabilitas pangan di daerah produksi.

Untuk memutus rantai pasok pangan tersebut, Jawa Tengah sejatinya memiliki potensi dari banyaknya Badan Usaha Milik Petani (BUMP) yang beroperasi. "45% dari seluruh BUMP di Indonesia adanya di Jawa Tengah," kata Oki.

Untuk itu, BUMP tersebut diharapkan mampu memutus mata rantai distribusi dari produsen ke konsumen.

"BUMP harus bermitra dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai supplier pangan. Kemudian, dia juga harus bisa menjadi off-taker dan harus bisa mendistribusikan hasil pangan tersebut," jelas Oki.

Sayangnya, hingga hari ini, BUMP di Jawa Tengah tak bisa banyak berperan lantaran masih menghadapi sejumlah persoalan. Oki menyebut, minimnya permodalan yang dimiliki BUMP telah membatasi ruang gerak bagi badan usaha itu.

"Memang perlu adanya penguatan peran perbankan untuk masuk ke BUMP dalam rangka menguatkan mereka sehingga komoditas pangan kita tidak semuanya keluar provinsi, tetapi bisa diserap oleh BUMP kita," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper