Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemendag Optimis IEU-CEPA Bangkitkan Bisnis Industri Alas Kaki di Dalam Negeri

IEU-CEPA yang sedang didorong Kementerian Perdagangan diyakini bakal membawa dampak positif bagi sektor manufaktur di Jawa Tengah.
Kondisi infrastruktur dasar Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) sebelum diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Jumat, 26 Juni 2024. Sebanyak 18 tenant telah menanamkan investasi di KITB yang didominasi penanaman modal asing (PMA). / BISNIS-Afiffah Rahmah
Kondisi infrastruktur dasar Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) sebelum diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Jumat, 26 Juni 2024. Sebanyak 18 tenant telah menanamkan investasi di KITB yang didominasi penanaman modal asing (PMA). / BISNIS-Afiffah Rahmah

Bisnis.com, SEMARANG -- Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia dengan Uni Eropa (IEU-CEPA) yang sedang didorong Kementerian Perdagangan diyakini bakal membawa dampak positif bagi sektor manufaktur di Jawa Tengah.

Hal tersebut disampaikan oleh Bara Krishna Hasibuan, Staf Khusus Kementerian Perdagangan untuk Perjanjian Perdagangan Internasional, saat meresmikan pabrik milik PT Yih Quan Footwear Indonesia di Kabupaten Batang. Bara menjelaskan bahwa Indonesia telah menjadi produsen alas kaki untuk beberapa jenama internasional, termasuk Nike.

"Saat ini, Indonesia adalah produsen terbesar kedua di dunia untuk produk Nike, menyumbang 30% dari keseluruhan produk yang dipasarkan, hanya kalah dari Vietnam," ungkapnya dikutip Senin (5/8/2024). 

Bara menambahkan bahwa tarif impor sepatu dari Vietnam ke Uni Eropa sangat rendah, sementara tarif dari Indonesia masih tinggi, sehingga Indonesia kesulitan berkompetisi dengan Vietnam.

Lewat IEU-CEPA, Bara yakin Indonesia bisa semakin meningkatkan jangkauan pasar untuk produk alas kaki ke Uni Eropa. "Sepatu dari Nike yang dikirim [Vietnam] ke Uni Eropa tarifnya sangat rendah. Sedangkan kita tinggi. Itu yang buat kita susah berkompetisi dengan Vietnam," jelas Bara.

Industri alas kaki di Pulau Jawa, termasuk Jawa Tengah, telah lama menjadi salah satu sektor manufaktur unggulan. Nike, misalnya, memiliki 30 fasilitas produksi yang tersebar di berbagai wilayah di Jawa Tengah. "Kami berharap tren ini terus tumbuh dan mendorong brand asli Indonesia untuk ekspor. Jika perjanjian IEU-CEPA selesai, kami berharap akan ada lebih banyak pabrik di Indonesia untuk produksi Nike dan brand lainnya," ujar Bara.

Joseph Warren, Managing Director PT Nike Indonesia, menjelaskan bahwa jenama internasional itu telah memiliki tiga fasilitas produksi di Indonesia. "Satu di Salatiga, satu di Brebes, dan pabrik ketiga untuk alas kaki ini di Batang. Kami juga memiliki beberapa pabrik apparel dan equipment di Solo, Jepara, dan Kendal," katanya.

PT Yih Quan Footwear Indonesia merupakan proyek investasi dari kelompok usaha asal Taiwan dan menjadi produsen sepatu untuk beberapa brand internasional seperti Converse, Nike, dan Hoka. Joseph Warren menjelaskan bahwa kerja sama antara PT Nike Indonesia dan PT Yih Quan Footwear Indonesia dilakukan untuk memenuhi permintaan alas kaki global. "Ini merupakan antisipasi dari finalisasi perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Eropa yang membuat Indonesia semakin kompetitif," jelas Joseph Warren kepada wartawan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper