Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemkot Semarang Kembangkan Bawang Merah Lokananta dan Maserati

Mengutip riset BRIN, bawang merah Lokananta dan Maserati dapat menghasilkan sekitar 20 ton bawang per hektare.
Regional Content
Regional Content - Bisnis.com
Jumat, 8 November 2024 | 16:40
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu melakukan panen perdana bawang merah yakni Lokananta dan Maserati di lahan demplot Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang berlokasi di Kelurahan Tambangan, Kecamatan Mijen, Jumat, (8/11/2024). /Foto: Istimewa
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu melakukan panen perdana bawang merah yakni Lokananta dan Maserati di lahan demplot Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang berlokasi di Kelurahan Tambangan, Kecamatan Mijen, Jumat, (8/11/2024). /Foto: Istimewa

Bisnis.com, SEMARANG — Pemerintah Kota Semarang bekerja sama dengan dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan dua varietas bawang merah yakni Lokananta dan Maserati.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan bahwa kedua varietas bawang merah tersebut ditanam di lahan demplot Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang berlokasi di Kelurahan Tambangan, Kecamatan Mijen.

“Kolaborasi dengan BRIN sudah berlangsung sejak mulai penanaman, penyemaian benih sampai perawatan dan juga sekarang panen," ujar Hevearita seusai seremoni panen perdana pada Jumat, (8/11/2024).

Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tersebut menjelaskan keistimewaan kedua varietas bawang merah tersebut adalah dapat ditanam tanpa menggunakan umbi seperti bawang pada umumnya melainkan menggunakan sistem semai benih. Ukuran bawang yang dihasilkan juga relatif lebih besar dibandingkan dengan bawang merah yang ada di pasaran.

Mengutip riset BRIN, kedua varietas bawang merah tersebut dapat menghasilkan sekitar 20 ton bawang per hektare.

Penanaman bawang Lokananta dan Maserati dengan menggunakan teknologi True Shallot Seed (TSS) juga terbukti menghemat biaya sekitar Rp5 juta per hektare. Sementara itum penanaman dengan umbi membutuhkan biaya hingga Rp50 juta per hektare.

Pemerintah Kota Semarang berkomitmen untuk terus mengembangkan sektor pertanian sekaligus menjamin kesejahteraan para petani. Mbak Ita juga mengajak perusahaan-perusahaan agar mengarahkan program CSR-nya untuk mendukung pengembangan sektor pertanian.

"Kami juga akan mengeluarkan Peraturan Wali kota yang saat ini sedang dikaji untuk memberikam bea siswa kepada anak-anak petani sehingga bapak ibunya ini bisa lebih konsentrasi menghasilkan produk-produk pertanian," lanjut Mbak Ita.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Kepala BRIN Amarullah Octavian menyampaikan bahwa Smart Farming yang saat ini baru dimulai dari sistem pengairan ke depannya juga akan diterapkan pada aspek lainnya. Menurutnya, penerapan pertanian dengan teknologi canggih dapat menjadi daya tarik untuk meningkatkan minat generasi muda agar mau berkecimpung di sektor pertanian sehingga terjadi regenerasi petani.

"Ya hasil riset sekarang kita coba untuk diterapkan di kerja sama dengan Pemkot Semarang. Jadi misalnya tadi lahan satu hektare, nanti bisa kita coba untuk tingkatkan bisa setara dengan 5 hektare atau 10 hektare. Yang penting itu bagaimana teknologi yang diterapkan," tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper