Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BGTC Undip 2024, Lima Langkah untuk Membuat Perencanaan Keuangan

CEO Okefinansial mengungkapkan strategi pengelolaan keuangan bagi generasi muda dalam acara BGTC yang digelar di Undip pada Senin (2/12/2024).
Mahasiswa Universitas Diponegoro berinteraksi dengan narasumber Bisnis Indonesia Goes to Campus (BGTC) 2024 yang digelar pada Senin (2/12/2024)./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.
Mahasiswa Universitas Diponegoro berinteraksi dengan narasumber Bisnis Indonesia Goes to Campus (BGTC) 2024 yang digelar pada Senin (2/12/2024)./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, SEMARANG - Bisnis Indonesia Goes to Campus (BGTC) menyambangi kampus Universitas Diponegoro (Undip), Kota Semarang, pada Senin (2/12/2024). Dalam acara itu, isu literasi keuangan menjadi salah satu topik yang diperbincangkan.

Financial Planner sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Okefinansial, Eko Usriyono, memberikan paparan khusus mengenai literasi keuangan. Di hadapan ratusan mahasiswa Undip, Eko menjabarkan strategi pengelolaan keuangan dengan membuat perencanaan keuangan sederhana.

"Pendapatan keuangan kita itu terbatas, tetapi keinginan kita tidak terbatas. Solusinya, ternyata kita perlu untuk mengelola keuangan kita secara bijaksana. Sehingga semua tujuan keuangan tersebut bisa tercapai," jelas Eko.

Eko menjelaskan bahwa perencanaan dapat dibuat dalam lima tahap. Yaitu dengan menentukan tujuan finansial, melakukan pemeriksaan finansial, mengembangkan tujuan finansial, menerapkan perencanaan finansial, serta melakukan evaluasi.

Setidaknya, ada tiga strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan keuangan seseorang. Ketiga strategi itu adalah dengan menciptakan pemasukan, menabung dan berinvestasi, serta mengambil hutang. Permasalahannya, hari ini generasi muda banyak yang terjebak hutang bukan karena benar-benar membutuhkan, tetapi demi memenuhi kebutuhan gaya hidup dan hobi.

Eko menyampaikan bahwa dalam perencanaan keuangan yang baik, hutang memang boleh-boleh saja untuk diambil. Namun demikian, peruntukannya sebaiknya digunakan untuk sesuatu yang bersifat produktif, bukan konsumtif. Adapun persentase hutang sebaiknya berkisar di angka 10%-35% dari total pendapatan bersih. Sehingga tidak mengganggu anggaran pengeluaran lain setiap bulannya.

"Dana darurat adalah tujuan keuangan pertama yang harus diwujudkan, baru yang lain. Karena kalau terjadi apa-apa, kita bisa mengambil uang itu. Tidak perlu mengambil pinjaman," jelas Eko. Dana darurat sendiri bisa dianggarkan sebesar 3-6 kali dari pengeluaran setiap bulan.

Eko melanjutkan bahwa investasi dapat dilakukan sebagai strategi untuk mewujudkan tujuan keuangan. Namun, sebelum berinvestasi, perlu dipahami betul risiko dan keuntungan yang dijanjikan dari investasi tersebut. Salah satu produk investasi yang direkomendasikan untuk investor pemula adalah reksadana. Pasalnya, dengan produk itu masyarakat awam khususnya generasi muda bisa mengicipi keuntungan berinvestasi dengan risiko yang minim.

"Terakhir, pastikan teman-teman tahu pengeluarannya masing-masing. Harus punya catatan keuangan, itu penting. Teman-teman juga harus punya mimpi, setelah itu punya pendapatan, pengeluarannya seberapa, kalau ada risiko tahu bagaimana memitigasinya," pungkas Eko.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper