Bisnis.com, SEMARANG — Unit Usaha Syariah Bank Jateng atau Bank Jateng Syariah meraih penghargaan sebagai “The Best Unit Usaha Syariah - Bank Umum Konvensional 2025” untuk kategori aset antara Rp5 triliun hingga di bawah Rp10 triliun dalam ajang 14th Infobank-Isentia Digital Brand Appreciation 2025.
Penghargaan tersebut diberikan berdasarkan penilaian menyeluruh terhadap kekuatan brand Bank Jateng Syariah di platform digital, yang mencakup interaksi publik, persepsi positif, serta keaktifan dalam membangun reputasi melalui kanal media sosial.
Pada acara penganugerahan yang berlangsung di Jakarta, Kamis (20/3/2025), Bank Jateng Syariah diwakili oleh Eksekutif Senior Syariah Agus Sapto Prasetio.
Dalam kesempatan tersebut, Agus menyampaikan bahwa penghargaan ini menjadi dorongan semangat untuk terus menjaga kepercayaan masyarakat, memperkuat literasi keuangan syariah, serta menghadirkan layanan yang inklusif, berkelanjutan, dan sesuai dengan tuntunan nilai-nilai syariah. Kinerja brand yang positif di kanal digital merupakan cerminan dari strategi komunikasi yang relevan dan responsif terhadap kebutuhan nasabah masa kini.
“Kami menyadari pentingnya mengoptimalkan kanal digital dalam mengedukasi masyarakat tentang keuangan syariah, serta memperkuat hubungan dengan nasabah melalui komunikasi yang lebih personal dan mudah dijangkau,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (15/4/2025).
Penguatan brand digital Bank Jateng Syariah sejalan dengan pencapaian kinerja bisnis yang menunjukkan tren positif. Hingga kuartal I 2025, Unit Usaha Syariah Bank Jateng mencatatkan pertumbuhan yang melampaui rata-rata industri perbankan syariah nasional.
Aset Bank Jateng Syariah tumbuh 12,82% secara year on year (YoY), lebih tinggi dari rata-rata industri yang berkisar 9-10%. Pembiayaan meningkat 13,90% YoY menjadi Rp4,03 triliun, didorong oleh penyaluran ke sektor UMKM yang mencatatkan pertumbuhan signifikan sebesar 28,18% YoY.
Laba usaha melonjak hampir 200% YoY menjadi Rp33,4 miliar, mencerminkan efisiensi operasional dan kualitas pembiayaan yang semakin membaik. Rasio BOPO tercatat sebesar 72,94%, jauh lebih efisien dibandingkan rata-rata industri yang masih di atas 85%.
Rasio CASA mencapai 60,50%, menunjukkan keunggulan dalam penghimpunan dana murah secara berkelanjutan.