Bisnis.com, SEMARANG – Slogan pasangan calon gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo-Taj Yasin yakni mboten korupsi lan mboten ngapusi (tidak korupsi dan tidak berbohong) rupanya mendapat kritik secara tak langsung oleh pesaingnya yakni Sudirman Said-Ida Fauziyah.
Hal itu tampak dari pernyataan Sudirman yang menyebutkan bahwa dari 98 kepala daerah yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), 32 di antaranya berasal dari Jateng. Dia pun mengaku mendapat keterangan dari mantan komisioner KPK yang menyebut Jateng sebagai pusat korupsi.
“Saya pernah tanya ke mantan komisioner KPK, dan dia bilang Jateng ini pusat korupsi,” kata Sudirman dalam Debat Terbuka Pilgub Jateng Tahap Kedua yang diselenggarakan di Kabupaten Sukoharjo, Jateng, Kamis (3/5/2018).
Sudirman juga menanyakan perkembangan perekaman e-KTP di Jateng kepada Ganjar selama masa jabatannya sebab dia menginginkan proses perekaman dan pendataan e-KTP di Jateng berjalan lancar dan cepat.
Selanjutnya, Sudirman juga melontarkan sindiran mengenai kasus korupsi e-KTP yang sempat dikaitkan dengan Ganjar. Mantan Menteri ESDM itu pun menyebutkan bahwa Ganjar harus berkali-kali menghadap ke KPK untuk bersaksi mengenai kasus korupsi e-KTP.
Menanggapi kritik terbuka dari Sudirman, Ganjar pun mengklaim bahwa pihaknya terus bekerja sama secara maksimal dengan KPK. Dia pun mengatakan kerja sama dengan komisi antirasuah tersebut salah satunya dengan melakukan pengarahan antikorupsi di kalangan pejabat Jateng.
Ganjar pun menunjukkan bahwa kesadaran untuk tidak melakukan korupsi terus naik di masa kepemimpinanya. Salah satunya dengan makin turunnya laporan gratifikasi dan meiningkatnya ketaatan pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPK. “Ketaatan pelaporan LHKPN ke KPK ini tertinggi dari Jateng lho,” kata Ganjar.
Terkait dengan tudingan keterlibatan dengan kasus korupsi e-KTP, Ganjar pun menyatakan dia sama sekali tidak pernah terlibat dan menerima aliran dana bancakan korupsi tersebut.