Bisnis.com, SEMARANG - Provinsi Jawa Tengah kembali mengalami deflasi, kali ini sebesar 0,01% pada September 2018 dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 131,69.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, deflasi tertinggi terjadi di Solo sebesar 0,19%, disusul Cilacap 0,13%, Purwokerto 0,08%, Kudus 0,07%, dan Tegal 0,01%. Adapun Kota Semarang mengalami inflasi sebesar 0,09%.
Kepala BPS Jateng Sentot Bangun Widoyono mengatakan deflasi masih disebabkan oleh penurunan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,12%. Adapun inflasi ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,62% diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,57%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,33%.
Inflasi pun dicetak oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,16%, kelompok sandang 0,15%, serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,07%.
"Penyebab utama deflasi Jateng September 2018 karena turunnya harga daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, cabai rawit, dan cabai merah. Penahannya dari biaya sekolah dan kuliah yang mulai keluar banyak bulan lalu. Ada juga dari tukang bukan mandor, semen, dan jeruk," katanya, Senin (1/10/2018).
Jika dihitung secara kumulatif, inflasi Jateng pada September 2018 terhadap Desember 2017 sebesar 1,82%. Sementara inflasi September 2018 secara year on year (y on y) sebesar 2,79%.
"Sampai akhir tahun proyeksinya inflasi akan tetap terkendali. Masih di kisaran satu koma sekian," tuturnya.