Bisnis.com, YOGYAKARTA – Rencana Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk membangun jalur kereta api Yogyakarta-Borobudur pada 2021 disambut positif oleh Pemda DIY. Bahkan, pembangunan rel kereta api tersebut dalam jangka panjang direncanakan mencapai Parangtritis.
Sekda DIY Gatot Saptadi mengatakan jalur rel kereta api Borobudur-Jogja-Parangtritis memang masuk dalam RTRW (rencana tata ruang dan wilayah) DIY. Jalur tersebut, katanya, membujur dari jalur Utara ke Selatan. "Ada dalam RTRW, utara selatan sampai Parangtritis, itu ada. Cuma jalurnya di mana tidak tahu," katanya, Selasa (24/9/2019).
Menurut Gatot, ada dua jalur yang direncanakan. Pertama reaktivasi jalur lama, dan kedua membuat jalur baru. Jika Dirjen Perkeretaapian ingin bernostalgia, katanya, maka reaktivasi bisa diambil. Hanya saja, ongkosnya dinilai lebih mahal karena sebagian besar jalur kereta yang nama sudah digunakan untuk pemukiman.
"Rel di jalur lama sudah banyak yang hilang. Di Sleman sudah habis semua. Sebagian masih bisa digunakan, seperti Palbapang," katanya.
Jika ingin membangun jalur baru, lanjut Gatot, maka prosesnya harus dilakukan sejak awal. Mulai dari pengajuan dokumen perencanaan, pengajuan izin penetapan lokasi (IPL) hingga pembebasan lahan yang akan digunakan.
"Ya itu konsekuensinya. Seingat saya nanti (rel) dibangun elevated. Tinggal kebijakan pemerintah yang diambil yang mana," ujar Gatot.
Sekadar diketahui, berdasarkan Pergub No.8/2017 terkait rencana induk perkeretaapian 2017-2036, ada tiga jalur kereta dari Borobudur yang akan menjadi prioritas pengembangan ketika masuk wilayah DIY. Ketiga jalur tersebut meliputi, jalur Bandara Kulonprogo-Brambanan, Jalur Bandara Kulonprogo-Parangtritis dan Jalur Borobudur-Samas.
Masih berdasarkan Pergub tersebut, jalur yang dilalui meliputi Bandara Kulonprogo-Kedundang-Jogja-Brambanan ini ditarget selesai 2020. Stasiun yang akan dilalui di antaranya Stasiun Bandara Kulonprogo, Stasiun Kedundang, Stasiun Wates, Stasiun Kalimenur, Stasiun Sentolo, Stasiun Sedayu, Stasiun Rewulu, Stasiun Patukan, Stasiun Jogja, Stasiun Lempuyangan, Stasiun Timoho, Stasiun Janti, Stasiun Maguwo, Stasiun Kalasan, dan Stasiun Brambanan di selatan Candi Prambanan.
Sementara jalur Borobudur-Samas direncanakan akan selesai pada 2029 mendatang, dengan menghidupkan Jalur kereta dari Borobudur–Jogja– Palbapang hingga pantai Samas. Stasiun yang bakal dihidupkan diantaranya Stasiun Borobudur, Stasiun Mendut, Stasiun Pabelan, Stasiun Muntilan, Stasiun Muntilan Kidul, Stasiun Dangeyan, Stasiun Tegalsari, Stasiun Semen, Stasiun Tempel, Stasiun Ngebong, Stasiun Medari, Stasiun Sleman, Stasiun Pangukan, Stasiun Beran, Stasiun Mlati, Stasiun Kutu, Stasiun Kricak, Stasiun Jogja, Stasiun Ngabean, Stasiun Dongkelan, Stasiun Winongo, Stasiun Cepit, Stasiun Bantul, Stasiun Palbapang dan Stasiun Samas.
Adapun untuk Jalur Bandara Kuloprogo–Parangtritis ditargetkan selesai pada 2036. Jalur tersebut meliputi Stasiun Bandara Kulonprogo, Stasiun Pleret, Stasiun Brosot, Stasiun Pantai Baru, Stasiun Samas dan Stasiun Parangtritis. Jalur kereta ini ke depan diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan mengurangi kemacetan di jalan.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan konektivitas Joglosemar menjadi potensi luar biasa. Hal itu menjadi salah satu prioritas yang akan dibangun oleh Kemenhub. Salah satunya, konektivitas jalur kereta api antara Borobudur ke Kulonprogo.