Bisnis.com, SEMARANG - Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah menyebut pendemi virus corona atau Covid-19 akan berdampak pada sistem pembayaran baik transaksi tunai maupun non-tunai.
Kepala Perwakilan BI Jateng Soekowardojo mengatakan pengaruh ke transaksi tunai misalnya adanya kecenderungan masyarakat untuk mengambil uang tunai lebih banyak karena kebijakan isolasi mandiri melalui kegiatan bekerja dan belajar di rumah.
Selain itu, kondisi ini juga didorong oleh kekhawatiran masyarakat untuk tidak terlalu sering bertransaksi tunai baik melalui mesin ATM maupun teller perbankan.
"Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus secara droplets (tetesan) dengan mengantisipasi penyebaran melalui uang tunai yang berpindah-pindah tangan," kata Soeko kepada Bisnis, yang dikutip Jumat (17/4/2020).
Namun, sejalan dengan kondisi tersebut, transaksi nontunai juga akan mengalami peningkatan.
Bank Indonesia kata Soeko, sebagai otoritas sistem pembayaran di Indonesia berkomitmen untuk terus menjaga kelancaran sistem pembayaran baik tunai maupun non-tunai.
Baca Juga
Pada transaksi tunai, sebagaimana yang disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia pada media briefing tanggal 26 Maret 2020, BI saat ini masih mempunyai cadangan uang kartal yang cukup untuk memenuhi kebutuhan transaksi tunai.
Selain itu, sebagai bagian dari upaya pecegahan penyebaran virus corona melalui uang tunai, BI senantiasa mengganti uang lusuh dan lama dengan lembaran yang baru.
"Sementara untuk menjaga kelancaran transaksi non-tunai BI senantiasa mengoperasikan SKNBI dan BI RTGS, walaupun terdapat penyesuaian waktu kegiatan operasional," tukasnya.