Bisnis.com, SEMARANG - Ekonomi Jateng pada kuartal 1/2020 hanya mampu tumbuh di angka 2,6 persen (year on year). Angka ini anjlok karena pada kuartal 1/2019 lalu, kinerja pertumbuhan ekonomi Jateng mampu tumbuh di angka 5,13 persen.
Sementara jika dibandingkan dengan kuartal IV/2019 ekonomi Jateng justru terkontraksi 0,9 persen.
Data BPS Jateng yang dirilis Selasa (5/5/2020) menunjukan dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, kecuali pertanian, kehutanan dan perikanan yang mengalami kontraksi sebesar 2,57 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 11,27 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi hanya dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 3,46 persen.
Adapun dibandingkan dengan kinerja pada Triwulan IV-2019, Ekonomi Jawa Tengah pada Triwulan I-2020 (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar 0,90 persen. Sebagian besar lapangan usaha mengalami kontraksi, di mana kontraksi terbesar dicatat oleh Lapangan Usaha Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial yang mencapai -8,96 persen.
Sedangkan pertumbuhan positif (ekspansi) tertinggi dialami oleh Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 14,27 persen.
Baca Juga
Sementara itu, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan positif hanya terjadi pada Komponen Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,01 persen, sedangkan Komponen lainnya mengalami kontraksi.
BPS mencatat lapangan Usaha Industri Pengolahan mendominasi struktur ekonomi Jawa Tengah pada Triwulan I-2020 dengan kontribusi sebesar 34,44 persen, sedangkan dari sisi pengeluaran didominasi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga dengan kontribusi sebesar 62,30 persen.