Bisnis.com, KARANGANYAR - Hewan ternak di tiga peternakan babi wilayah Gondangrejo, Karanganyar, terdeteksi terjangkit penyakit african swine fever atau demam afrika, beberapa waktu lalu.
Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan (Dispertan PP) Karanganyar meminta pemilik peternakan menghentikan transaksi babi sementara waktu untuk antisipasi persebaran penyakit.
Pengawas dan Pengendali Penyakit Hewan Dispertan PP Karanganyar, Sutiyarmo, mengatakan sudah mengecek adanya temuan ASF pada hewan babi di tiga peternakan wilayah Gondangrejo, Karanganyar, itu.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada vaksin atau obat untuk penyakit tersebut demam afrika pada babi itu. Tindakan sementara yakni dengan membunuh dan mengubur atau membakar ternak yang mati terjangkit penyakit itu.
“Berdasarkan hasil pengecekan, ini baru kali pertama demam afrika masuk Karanganyar. Sebelumnya belum pernah. Ini penyakit baru dan belum ada obat atau vaksinnya,” terangnya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Minggu (11/10/2020).
Sutiyarmo mengatakan sebagai langkah antisipasi penularan, petugas langsung menyingkirkan ternak yang terjangkit demam afrika.
Baca Juga
"Untuk ternak memang jika ada penyakit baru, walaupun hanya satu yang terdeteksi, kami anggap semuanya kena," ujarnya.
Sutiyarmo menjelaskan demam afrika yang saat ini menjangkiti sejumlah babi dapat membuat hewan ternak mati secara mendadak dan massal. Oleh karenanya, ia mengimbau peternak tidak melakukan transaksi terlebih dulu khususnya mendatangkan hewan dari luar kota.
Meskipun berdampak fatal pada hewan, Sutiyarmo mengatakan penyakit demam afrika tidak tergolong zoonosis alias tidak menular pada manusia.
“Ancaman untuk manusia terkhusus pada peternak yang akan mengalami kerugian besar karena adanya penyakit ini. Karena berpotensi membuat babi mati secara massal dan juga mendadak,” terangnya.