Bisnis.com, SOLO — Calon Wali Kota Solo Bagyo Wahyono menggunakan hak suaranya di Tempat Pemungutan Suara atau TPS No. 08 Kelurahan Penumping Laweyan Solo, Rabu (9/12/2020) pada pukul 07.45 WIB.
Datang bersama istri dan anaknya ke TPS, Bagyo sapaan akrab Bagyo Wahono, optimistis memenangkan Pilkada Solo.
Berdasarkan pantauan JIBI, Bagyo datang memakai batik truntum dari kediamannya. Bagyo berjalan kaki ke TPS yang berada sekitar 50 meter di sebelah selatan rumahnya bareng istri dan anaknya.
Saat masuk ke TPS, Bagyo mencuci tangan terlebih dahulu. Beberapa warga turut menyapa Bagyo.
Bagyo saat dijumpai wartawan mengatakan Pilkada kali ini berbeda dengan Pilkada sebelumnya. Hal itu dikarenakan Pilkada saat ini di tengah pandemi sehingga protokol kesehatan harus dilakukan. Protokol kesehatan tetap harus dilakukan untuk memutus rantai corona.
“Tadi datang dengan istri, anak-anak, tiga anak laki-laki, dan satu anak perempuan. Setelah ini saya di rumah saja, melihat perhitungan cepat, mengawal sampai selesai,” papar Bagyo.
Baca Juga
Ia menjelaskan mengenakan batik truntum berarti sedang punya hajatan. Ia berharap siapa saja pemenang dalam kontestasi ini, dapat membawa Solo lebih baik. Masyarakat memperoleh keadilan, entah Bagyo atau Gibran pemenangnya.
“Harapannya saya menang, tapi saya menang tanpa ngasorake. Jadi saya akan merangkul semua termasuk Mas Gibran. Kalau Tuhan mengizinkan kami duduk di Balai Kota, partai apa pun saya akan ayomi, semua akan saya ayomi,” papar Bagyo Wahono.
Ia menegaskan independen berjuang untuk rakyat dan berangkat dari rakyat yang saat ini butuh keadilan.
Ia menyebut jika Gibran mau, Bagyo akan merangkulnya dalam membangun Solo. Menurutnya, ia dan Gibran sama-sama memiliki kesamaan berniat baik memimpin Solo. Ia bakal memperjuangkan wong cilik sesuai kebutuhannya.
“Solo harus kondusif dan kedamaian. Independen dapat menjadi percontohan dalam era baru ini. Semoga akan legowo, siapa saja yang menang dan kalah tetap saudara. Jangan ada gesekan, saya juga siap menang dan kalah selama tidak ada kecurangan,” ucap Bagyo.
Ia menambahkan jika ada kecurangan, ia meminta para jurnalis untuk mengawal prosesnya.
Sementara itu, Bagyo menyebut selama hari tenang ia memilih mengevaluasi diri. Lalu, ia bersilaturahmi melalui Whatsapp untuk mohon doa restu.
“Tadi malam saya cuma sama teman-teman. Tiap insan cara manembah berbeda-beda, saya hanya berdoa ke Gusti agar masyarkat memperoleh keadilan,” imbuh dia.