Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dunia Usaha di Jawa Tengah Memasuki Fase Pemulihan

Sektor-sektor tersier yang pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi yang paling dalam, pada triwulan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan diantaranya sektor penyediaan akomodasi dan makan minum.
Ilustrasi./Antara-Rivan Awal Lingga
Ilustrasi./Antara-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, SEMARANG - Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) di Jawa Tengah pada triwulan IV 2020 diindikasikan telah menunjukkan arah pemulihan meski masih berada pada fase kontraksi.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Pribadi Santoso menjelaskan arah pemulihan ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar -6,24 persen, lebih baik dibandingkan periode sebelumnya sebesar sebesar SBT -11,03 persen.

"Berdasarkan sektornya, sektor-sektor tersier yang pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi yang paling dalam, pada triwulan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan diantaranya sektor penyediaan akomodasi dan makan minum (SBT 0,13 persen) dan sektor transportasi dan pergudangan (SBT 0,44 persen)," jelasnya, Selasa (19/1/2021).

Sementara dari sektor utama, arah perbaikan kegiatan usaha ditunjukkan oleh sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan yang menunjukkan kontraksi yang semakin kecil dibandingkan periode awal pandemi. Kontraksi sektor industri pengolahan juga terkonfirmasi oleh Prompt Manufacturing Index (PMI) sebesar 43,20 persen (kontraksi <50 persen).

"Walaupun nilai PMI masih dibawah 50 persen, namun nilai PMI memiliki kecenderungan yang semakin baik. Ditinjau berdasarkan kapasitas produksi, pada triwulan IV 2020 rata- rata kapasitas produksi terindikasi mengalami peningkatan menjadi 70,42 persen lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 68,00 persen," jelasnya.

Kendati demikian, peningkatan ini masih dibawah rata-rata kapasitas produksi pada tahun sebelumnya sebesar 72,42 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa kapasitas produksi perusahaan belum mencapai kapasitas normal perusahaan sebelum periode pandemi.

"Hal ini juga sejalan dengan penyerapan tenaga kerja pada triwulan IV 2020 yang tercatat mengalami penurunan sebesar SBT -9,01 persen, meski tidak sedalam penurunan triwulan sebelumnya sebesar SBT -12,71 persen. Kondisi ini mengindikasikan masih terdapat pengurangan tenaga kerja oleh responden, karena kapasitas produksi yang masih relatif rendah dibandingkan dengan masa sebelum pandemi," ujarnya.

Sejalan dengan kegiatan usaha secara umum yang masih mengalami kontraksi, kondisi keuangan responden juga cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut diindikasikan oleh kemampuan perusahaan mencetak laba (rentabilitas) pada triwulan IV 2020 yang tercatat mengalami kontraksi dengan SB sebesar -3,81 persen, walaupun tidak sedalam kontraksi triwulan sebelumnya (SB -16,58 persen).

Perkembangan kegiatan usaha dan kondisi keuangan tersebut menyebabkan sebagian besar responden belum dapat melakukan kegiatan investasi pada triwulan laporan. (k28)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alif Nazzala R.
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper