Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perekonomian DIY Berkontraksi 2,69 Persen pada 2020

Pertumbuhan ekonomi di DIY pada Kuartal IV-2020 mencapai 3,18 persen (qtq). Meskipun demikian, secara kumulatif, sepanjang 2020 perekonomian DIY alami kontraksi.
Pekerja mengurai mie kuning di pabrik rumahan, Danurejan, Yogyakarta, Kamis (4/2/2021). Pabrik mie kuning basah yang biasa memproduksi 800 kilogram setiap hari tersebut mengalami penurunan hingga 50 persen akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat yang membatasi jam operasional rumah makan pada malam hari di Yogyakarta./Antara-Hendra Nurdiyansyah.
Pekerja mengurai mie kuning di pabrik rumahan, Danurejan, Yogyakarta, Kamis (4/2/2021). Pabrik mie kuning basah yang biasa memproduksi 800 kilogram setiap hari tersebut mengalami penurunan hingga 50 persen akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat yang membatasi jam operasional rumah makan pada malam hari di Yogyakarta./Antara-Hendra Nurdiyansyah.

Bisnis.com, YOGYAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DIY mencatat pertumbuhan ekonomi di DIY pada Kuartal IV-2020 mencapai 3,18 persen (qtq). Kontribusi lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, informasi dan komunikasi, dan jasa lainnya menjadi penopang pertumbuhan perekonomian di DIY. Momen libur natal dan akhir tahun juga ikut meningkatkan pendapatan daerah tersebut.

Meskipun mengalami pertumbuhan positif secara kuartalan, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi di DIY mengalami kontraksi. BPS Provinsi DIY mencatat bahwa sepanjang 2020 perekonomian di daerah ini mengalami kontraksi 2,69 persen (ctc). Berbanding terbalik dengan kondisi di tahun sebelumnya, dimana pada 2019 terjadi pertumbuhan 6,59 persen.

Kontraksi ini dipicu oleh hampir semua komponen pengeluaran. Komponen ekspor netto antar daerah jadi komponen yang mengalami kontraksi paling dalam. BPS Provinsi DIY mencatat, komponen tersebut pada 2020 mengalami kontraksi hingga 74,71 persen. Pembatasan kegiatan ekonomi karena pandemi Covid-19, baik kegiatan produksi hingga distribusi, menjadi penyebab utama rendahnya kinerja komponen tersebut.

Secara year-on-year, kinerja perekonomian pada Kuartal IV-2020 mengalami kontraksi 0,68 persen. Sebagian lapangan usaha menjadi sumber pertumbuhan positif. Seperti sektor informasi dan komunikasi, jasa kesehatan, dan pertanian. Sementara itu, dari sisi pengeluaran, BPS Provinsi DIY mencatat komponen konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, serta kinerja ekspor dan impor luar negeri mengalami kontraksi.

Kontraksi yang terjadi secara year-on-year utamanya disebabkan oleh kinerja lapangan usaha konstruksi, transportasi dan pergudangan, serta penyediaan akomodasi makan dan minum. Ketiga lapangan usaha tersebut memberikan andil kontraksi masing-masing 2,18 persen, 1,05 persen, dan 0,90 persen.

Rendahnya pertumbuhan ekonomi di DIY ikut menyebabkan turunnya kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pulau Jawa. Tercatat, DIY hanya memberikan kontribusi 1,49 terhadap PDRB Pulau Jawa.

Sebelumnya, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengakui bahwa tahun 2020 merupakan tahun yang memiliki banyak tantangan, khususnya untuk memenuhi capaian indikator kerja DIY. Dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Pembangunan Daerah Triwulan IV Tahun 2020 yang diselenggarakan pekan lalu (27/1/2021), Ngarsa Dalem menyampaikan bahwa berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Provinsi DIY untuk memulihkan perekonomian.

Selain mempercepat belanja pemerintah, DIY juga melakukan belanja tidak terduga, serta menyalurkan dana insentif daerah. Tak hanya itu, berbagai jaring pengaman sosial juga disalurkan untuk meringankan dampak pandemi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper