Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Beras di Jateng Capai 50.000 Ton

Seluruh stok beras yang ada tersimpan di 30 kompleks pergudangan di wilayahnya. Adapun ketersediaannya saat ini telah mencapai kurang lebih 50.000 ton beras.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jateng, Miftahul Ulum./Bisnis-Alif N.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jateng, Miftahul Ulum./Bisnis-Alif N.

Bisnis.com, SEMARANG - Perum Bulog Wilayah Jawa Tengah menjamin stok beras yang dimilikinya saat ini bisa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran 2021 mendatang. Apalagi pada bulan Maret-April 2021, di sejumlah daerah akan memasuki masa panen raya.

Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jateng Miftahul Ulum mengatakan seluruh stok beras yang ada tersimpan di 30 kompleks pergudangan di wilayahnya. Adapun ketersediaannya saat ini telah mencapai kurang lebih 50.000 ton beras.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, karena ketersediaan maupun pasokan beras di pasaran tetap aman. Bahkan, stok yang ada saat ini jumlahnya masih mencukupi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran mendatang," katanya, Jumat (5/2/2021).

Menurutnya, panen raya yang diprediksi sebelum awal puasa akan mampu menambah stok pengadaan beras. Perum Bulog Kanwil Jateng saat ini juga terus menyalurkan beras ke pasaran melalui masing-masing cabang.

Dia menjelaskan, stok beras yang tersedia di 30 kompleks pergudangan juga dialokasikan untuk memenuhi permintaan dari kabupaten/kota terkait cadangan beras pemerintah kebencanaan. Setiap kabupaten/kota mendapat jatah 100 ton beras, dan untuk provinsi sebanyak 200 ton beras yang digunakan di saat terjadi bencana alam.

"Bulog diminta untuk menyiapkan beras untuk cadangan bagi pemerintah daerah jika terjadi sesuatu hal kebencanaan. Tapi jika tidak ada kebencanaan, maka daerah tidak boleh mengajukannya. Seperti pada situasi erupsi Merapi di wilayah Klaten atau Boyolali, jika pemerintah masih mampu menanggulangi, maka biasanya tidak akan mengajukan," jelasnya.

Terkait pengadaan beras, pada tahun ini Perum BULOG Kanwil Jateng menargetkan sebanyak 204.000 ton. Target tersebut akan dipenuhi empat cabang di wilayah Jateng, kecuali Eks Karesidenan Kedu dan Banyumas

"Kendala kami soal harga pembelian di tingkat petani, karena harga di pasaran lebih tinggi jika dibandingkan ketentuan HPP, sehingga BULOG tidak berani melakukan pembelian dan menunggu harga di tingkat petani sesuai HPP," terangnya

Miftahul menuturkan, untuk pengadaan masih mengacu ketentuan pemerintah, dengan Permendag Nomor 24, dimana harga beli Bulog ditetapkan Rp8.300 per kilogram. Adapun untuk memenuhi target pengadaan beras sepanjang tahun ini telah disusun sejumlah strategis, salah satunya dengan optimalisasi seluruh cabang di Eks Karesidenan Semarang, Pekalongan, Solo dan Pati, untuk pendekatan kepada mitra-mitra petani dan calon mitra.

"Fokus kami nantinya pada on farm, supaya hasil dari panen petani bisa dibeli. Dengan begitu, petani sebagai mitra kami juga mendapatkan harga yang sesuai," katanya. (k28)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Alif Nazzala R.
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper