Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perekonomian Jateng Terkontraksi -3,34 Persen

Kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang terkontraksi sebesar -21,65 persen merupakan penyebab utama terjadinya kontraksi.
Nelayan mengangkut ikan tangkapannya di Pantai Desa Tanjung, Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (20/1/2021). Dalam sepekan terakhir harga ikan kering berbagai jenis naik dari Rp8.000-40.000 per kg menjadi Rp Rp15.000-70.000 per kg, karena tingginya permintaan dari Yogyakarta dan Jateng akibat minimnya kiriman dari wilayah lainnya karena buruknya cuaca di laut./Antara-Saiful Bahri.
Nelayan mengangkut ikan tangkapannya di Pantai Desa Tanjung, Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (20/1/2021). Dalam sepekan terakhir harga ikan kering berbagai jenis naik dari Rp8.000-40.000 per kg menjadi Rp Rp15.000-70.000 per kg, karena tingginya permintaan dari Yogyakarta dan Jateng akibat minimnya kiriman dari wilayah lainnya karena buruknya cuaca di laut./Antara-Saiful Bahri.

Bisnis.com, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019, ekonomi Jawa Tengah pada triwulan IV-2020 masih mengalami kontraksi sebesar -3,34 persen (y-on-y).

Kepala BPS Provinsi Jateng Sentot Bangun Widoyono mengatakan dari sisi produksi, kontraksi terdalam dialami oleh lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar -33,53 persen.

"Dari sisi pengeluaran, yang mengalami kontraksi terdalam sehingga tumbuh negatif adalah komponen ekspor barang dan jasa sebesar -16,53 persen," kata Sentot Jumat (5/2/2021).

Menurutnya, ekonomi Jawa Tengah triwulan IV-2020 (q-to-q) mengalami kontraksi kembali sebesar -1,89% setelah sebelumnya sempat mengalami peningkatan pada Triwulan III-2020 sebesar 4,79 persen.

Dia menambahkan, kinerja lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang terkontraksi sebesar -21,65 persen merupakan penyebab utama terjadinya kontraksi.

"Sementara dari sisi pengeluaran disebabkan komponen Impor Barang dan Jasa sebagai pengurang pertumbuhan ekonomi tumbuh sebesar 15,26 persen melampaui komponen Ekspor Barang dan jasa yang hanya tumbuh sebesar 5,63 persen," ujarnya.

Struktur ekonomi Jawa Tengah tahun 2020 dari sisi produksi masih didominasi oleh lapangan usaha Industri Pengolahan dengan kontribusi sebesar 34,52 persen sedangkan dari sisi pengeluaran didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dengan kontribusi sebesar 60,96 persen

"Perekonomian Jawa Tengah pada tahun 2020 berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp1.348.600,40 miliar dan atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 mencapai Rp965.629,09 miliar," jelasnya

Sementara itu lanjut dia, perekonomian Jawa Tengah tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar -2,65 persen dibandingkan pencapaian pada tahun 2019 yang sebesar 5,40 persen.

"Dari sisi produksi, kontraksi terjadi pada 11 lapangan usaha dengan kontraksi terdalam dialami oleh lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar -33,15 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, kontraksi terdalam tercatat pada Komponen Impor Barang dan Jasa sebesar -14,82 persen," katanya. (k28)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alif Nazzala R.
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper