Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengevaluasi efektivitas program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sekaligus mensinergikan langkah dengan seluruh pemangku kepentingan untuk dorong pertumbuhan ekonomi pada 2021.
Data BPS menunjukkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah triwulan IV 2020 masih mengalami kontraksi sebesar -3,34 persen. Kontraksi tersebut tidak sedalam triwulan II-2020, saat kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) diterapkan secara menyeluruh di Jawa Tengah. Secara YoY, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2020 masih tercatat minus 2,65 persen.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jateng DIY Aman Santosa merekomendasikan pemerintah sebaiknya fokus pada sektor penyumbang PDRB terbesar dan sektor UMKM yang memiliki penyerapan tenaga kerja sangat tinggi.
"Sektor ekonomi yang memiliki share PDRB cukup tinggi diantaranya Industri Pengolahan (33,72 persen), Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan (16,03 persen), Perdagangan besar dan eceran (12,96 persen). Hanya sektor Pertanian yang mampu bertahan dan tetap tumbuh positif di tengah pandemi. Hal ini ditunjang oleh pertumbuhan kredit sektor pertanian yang mencapai 24,32 persen dengan NPL yang rendah sebesar 2,33 persen," katanya Selasa (16/2/2021).
Aman menyampaikan bahwa Jawa Tengah harus optimistis, perbankan Jawa Tengah masih menunjukkan kinerja yang baik di tengah Pandemi Covid-19.
"Pertumbuhan kredit perbankan posisi Desember 2020 mencapai 2,01 persen, lebih baik dari pertumbuhan kredit nasional yang terkontraksi sebesar -2,31 persen, dan NPL perbankan Jawa Tengah masih terjaga sebesar 4,87 persen. Dana Pihak Ketiga juga mengalami pertumbuhan 11,18 persen," ujarnya.
Baca Juga
Selain itu lanjutnya, program Pemulihan Ekonomi Nasional melalui Sektor Jasa Keuangan di Jawa Tengah terus berjalan. Hingga 15 Januari 2021, restrukturisasi kredit perbankan telah mencapai Rp61,34 triliun dari 1,23 juta rekening. Untuk perusahaan pembiayaan, tercatat restrukturisasi mencapai Rp16,67 triliun dari 512.970 debitur.
"Penyaluran Penempatan Uang Negara pada bank umum milik pemerintah dan Bank Jateng telah mencapai Rp42,63 triliun kepada 912.172 rekening," katanya.
Dia berharap, industri jasa keuangan terus berkontribusi dalam memulihkan perekonomian nasional. Sebagai acuan bagi seluruh pelaku industri keuangan dan pemangku kepentingan lainnya dalam pengembangan sektor jasa keuangan, OJK telah menyusun Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2021-2025 dengan tema “Memulihkan Perekonomian Nasional Serta Meningkatkan Ketahanan dan Daya Saing Sektor Jasa Keuangan".
"Master plan tersebut fokus pada tiga area yaitu: (1) Penguatan Ketahanan dan Daya Saing; (2) Pengembangan Ekosistem Jasa Keuangan; dan (3) Akselerasi Transformasi Digital," tambahnya.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jawa Tengah Peni Rahayu mengharapkan program-program pemulihan ekonomi dapat berjalan efektif.
"Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memonitor dan mengevaluasi penerapannya," katanya. (k28)