Bisnis.com, SOLO - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Solo tidak melambatkan tracing maupun testing dengan metode PCR meski penambahan jumlah kasus konfirmasi positif corona terus menurun. Bahkan, pelaksanaan testing Covid-19 Solo diklaim menjadi yang tertinggi di Jawa Tengah.
“Kami enggak mengurangi jumlah tracing. Catatan kami, jumlah tes secara RT-PCR [The Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction] tertinggi se-Jawa Tengah, yakni sebanyak 55.111 sasaran,” jelas Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19, Ahyani, Senin (1/3/2021).
Penurunan jumlah kasus harian Covid-19 misalnya terlihat dalam empat hari sejak Jumat (26/2/2021). Tambahan kasus baru dalam empat hari itu hanya 98 orang.
Bahkan selama 28 hari pada Februari, tambahan kasus hanya 1.063 orang. Jumlah itu jauh menurun dibandingkan tambahan selama 30 hari pada Januari yang mencapai 3.441 orang. Pada Februari, jumlah kematian juga menurun yakni hanya 68 orang. Sedangkan pada Januari mencapai 135 orang
Selain adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM, adanya testing PCR yang masif juga mempengaruhi turunnya jumlah kasus Covid-19 Solo. Catatan kumulatif hingga Senin (1/3/2021) sebanyak 9.508 orang.
Perinciannya, 8.463 orang pulang/sembuh, 475 orang isolasi mandiri, 107 orang rawat inap, dan 463 orang meninggal dunia. Dalam tiga hari, Jumat-Minggu (26-28/2/2021) itu, catatan pasien meninggal hanya enam orang.
Baca Juga
“[Penurunan kasus] Kemungkinan masyarakat mulai patuh protokol kesehatan, sebagian juga sudah mendapatkan vaksin Covid-19. Lalu, efek PPKM baik yang skala kota maupun mikro," ujar Ahyani.
Ahyani menegaskan Satgas Penanganan Covid-19 Solo tidak mengurangi tracing dan testing PCR. Namun, karena jumlah kasusnya turun, otomatis tracing-nya juga menurun dan itu juga berdampak pada turunnya jumlah kasus.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan sejumlah RS mulai mengajukan agar ruang isolasi pasien Covid-19 dimanfaatkan untuk pasien selain Covid-19. Hal itu lantaran jumlah kasus yang terus menurun.
Namun, Ning, sapaan akrabnya, menegaskan RS harus siap apabila bed isolasi itu dibutuhkan sewaktu-waktu ada lonjakan kasus lagi. “Sudah ada beberapa RS yang minta agar kamarnya dialihfungsikan. Kami izinkan dengan catatan sewaktu-waktu dibutuhkan bisa kembali difungsikan untuk pasien Covid-19,” ungkapnya.
Merujuk data Pemprov Jateng per Senin (1/3/2021), di Surakarta kumulatif ada 4.975 kasus Covid-19, 4.296 orang sembuh, 413 orang meninggal, 31 orang suspek dan 1.234 suspek discarded. Sebanyak 266 orang dirawat, dirujuk, serta isolasi mandiri.
Sementara di RSUD Moewardi Solo dilaporkan sebanyak 106 orang pasien dirawat. Rumah sakit ini secara kumulatif merawat 2.524 orang pasien Covid-19, 1.829 orang sembuh, 589 orang meninggal, 32 suspek dan 1.757 orang suspek discarded.
Adapun RSK Kasih Ibu Surakarta merawat 54 orang. Secara kumulatif rumah sakit ini merawat 1.489 orang pasien COvid-19, 1.196 orang sembuh, 239 orang meninggal, 13 suspek dan 374 orang suspek discarded.
RS anti Waluyo SUrakarta merawat 12 orang pasien Covid-19. RSUD BUng Karno Surakata merawat 2 orang pasien Covid-19.