Bisnis.com, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mewaspadai persebaran Virus Corona varian India atau B.1.617 yang sudah masuk Cilacap, Jawa Tengah.
Sebagai kota transit, varian Virus Corona yang ditemukan kali pertama di India tersebut bisa dengan mudah masuk Solo. Namun, hingga pekan ketiga Mei, Pemkot belum mendapati virus itu di Solo.
“Ya, harapannya enggak masuk Solo. Karena informasinya, varian baru ini penularannya lebih cepat dan gejalanya lebih berat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, kepada wartawan, Senin (24/5/2021).
Ning, sapaan akrabnya, mengatakan apapun varian Covid-19, pencegahannya adalah penerapan protokol kesehatan ketat.
Kendati pandemi sudah berlangsung lebih dari satu tahun, ancaman penularan dari virus tersebut masih terus ada. Mereka yang tertular namun asimtomatik, lebih berbahaya dibanding yang bergejala.
“Asimtomatik ini kan tanpa sadar membawa virus dan bisa menularkan. Sedangkan yang bergejala tentu dirawat di rumah sakit,” ucapnya.
Baca Juga
Rumah sakit (RS) secara klinis sudah memiliki panduan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait siapa saja yang harus diuji dengan metode pencarian strain virus baru Whole Genome Sequence (WGS).
Di antaranya, pelaku perjalanan dari luar negeri, maupun yang pernah berkontak dengan mereka yang melakoni perjalanan dari luar negeri. RS sudah memiliki SOP terhadap orang-orang yang dicurigai tertular virus itu.
Saat ini, kapasitas bed isolasi di belasan RS di Solo belum ditambah lagi. Totalnya 659 bed.
Apabila dibandingkan dua bulan lalu, kasus jni sudah tampak lebih longgar.
“Maret-April mulai naik lagi. Hingga Senin, jumlah bed yang terisi 290 unit. Belum sampai 50 persen dari total kapasitas yang ada. Harapan kami, kondisinya membaik,” tandas Ning.