Bisnis.com, SRAGEN — Melisa Putri Hermadiyanti dan Wisnu Aditya Wicaksana, pasangan suami istri (pasutri) asal Krujon, Toyogo, Sambungmacan, Sragen, mendapat kontrak kerja untuk mengekspor 1.000 ton beras ke Arab Saudi. Pada tahap pertama, bos penggilingan padi, PT Cahaya Intan Jaya, itu telah mengekspor 18 ton beras pada 22 Juli lalu.
Tahap pertama pengiriman beras 18 ton itu dijadwalkan sampai di Jeddah, Arab Saudi, pada 16 Agustus mendatang. Ekspor beras itu dilakukan melalui jalur kapal menuju Arab Saudi.
“Berangkat pada 22 Juli, sampai Semarang. Nanti lewat Singapura, melalui jalur laut. Beras yang kami kirim kualitas premium, tingkat broken maksimum 5%,” jelas Melisa saat ditemui wartawan di PT Cahaya Intan Jaya, Jumat (30/7/2021).
Ekspor 1.000 ton beras itu ditarget selesai pada enam bulan ke depan. Sebelum ekspor, pasutri yang jadi bos penggilingan padi itu hanya melayani pesanan beras ke pelanggan lokal seperti di Solo, Jogja, Jakarta, Kalimantan Barat, Timika Papua dan lain-lain. Dalam sebulan, pasutri ini bisa memproduksi 1.000 ton hingga 1.200 ton beras kualitas premium. Untuk mendapatkan beras kualitas terbaik, mereka sengaja mengandalkan hasil panen petani lokal.
“Beras Sragen itu terkenal bagus. Warnanya putih dan rasanya enak. Kami memprioritaskan menyerap hasil panen petani Sragen. Jika dirasa kurang, kami baru menyerap hasil panen petani di Soloraya. Kalau di Soloraya habis, baru cari ke Jawa Timur,” terang Melisa.
Selain ke Arab Saudi, PT Cahaya Intan Jaya juga mendapat permintaan ekspor beras ke Brunei Darussalam. Akan tetapi, hingga kini permintaan ekspor beras ke Brunei itu belum bisa ditindaklanjuti karena PT Cahaya Intan Jaya masih fokus melayani ekspor ke Arab Saudi dan memenuhi permintaan lokal.
Baca Juga
“Sebenarnya kalau hasil produksi tidak dikirim ke luar kota, sudah cukup [dikirim ke Arab Saudi]. Itu sebabnya, permintaan beras ke Brunei belum digarap,” ucapnya.
Sementara itu, keberhasilan pasutri asal Sragen yang mengekspor beras ke Arab Saudi itu mendapat apresiasi dari Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, yang datang meninjau lokasi penggilingan padi itu pada Jumat siang. Kedatangan Mentan ke Sragen merupakan instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Sesuai petunjuk Pak Presiden, ketersediaan pangan itu harus benar-benar divalidasi di lapangan. Datanya berapa, di lapangan berapa. Kalau berasnya cukup, disiapkan untuk ekspor,” paparnya.
Mentan menegaskan pemerintah bakal memfasilitasi ekspor beras ke luar negeri. Tidak hanya kepada pengusaha besar, kata dia, pengusaha kecil juga mendapat kesempatan yang sama untuk dapat mengekspor beras. “Pangsa pasarnya bisa ke mana saja, tidak hanya ke Arab Saudi. Kita rencananya pada Agustus ada ekspor besar-besaran,” jelas Mentan.
Ekspor beras di tengah wabah Covid-19, kata Mentan, menunjukkan ketahanan pangan Indonesia cukup bagus. Menurutnya, Covid-19 itu perlu dihadapi dengan dua hal yakni dari segi kesehatan dan ketahanan pangan warganya.
“Dari sisi kesehatan dengan cara memaksimalkan vaksin, menjaga protokol kesehatan dan lain-lain. Dan yang tak kalah penting adalah kesiapan makanan bagi rakyat. Sragen merupakan satu dari 10 daerah lumbung padi yang dapat perhatian serius untuk dikembangkan,” papar Mentan.