Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Puncak Musim Hujan di Jateng Diperkirakan pada Awal Tahun

Beberapa daerah di wilayah selatan Jawa Tengah bakal lebih dulu memasuki periode puncak musim hujan. Masyarakat diminta waspada, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor.
Ilustrasi-Musim hujan/Antara-Wahyu Putro A
Ilustrasi-Musim hujan/Antara-Wahyu Putro A

Bisnis.com, SEMARANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya. Hal tersebut disampaikan mengingat telah dimulainya periode peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

“Kalau puncak musim hujan, dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), diperkirakan [di Jawa Tengah] secara umum akan jatuh pada bulan Januari. Tetapi, untuk daerah-daerah tertentu seperti Kebumen, Banyumas, dan Cilacap, itu sekitar November nanti. Jadi mereka akan mengalami puncak musim penghujan yang lebih panjang ketimbang daerah lainnya,” jelas Dikki Rulli Perkasa, Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Provinsi Jawa Tengah, Rabu (29/9/2021).

Kepada Bisnis, Dikki mengungkapkan bahwa puncak musim hujan akan dimulai dari wilayah selatan ke utara Jawa Tengah. “Nanti mungkin di sela-sela bulan Oktober-November itu kita juga akan ada potensi angin kencang, sebelum puncak musim penghujan itu,” tambahnya.

BPBD Provinsi Jawa Tengah juga akan mengantisipasi terjadinya perubahan atau fenomena cuaca di musim hujan nanti. “Fenomena cuaca ini kemungkinan akan menambah potensi hujan. Tahun lalu kita ada La Nina, kebetulan sekarang tidak ada. Tetapi tetap akan kita antisipasi, karena fenomena cuaca ini sifatnya kejutan,” jelas Dikki.

Dikki juga menambahkan bahwa pihaknya akan terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan dinas-dinas terkait. Seperti misalnya dengan BMKG, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta Dinas Pekerjaan Umum, Sumber Daya Air, dan Penataan Ruang (PUSDATARU).

“Jadi memang kita akan terus melihat potensi ancaman kebencanaan yang ada di Jawa Tengah. Seperti bagaimana pergerakan tanah di daerah utara dan selatan. Meningkatnya curah hujan juga akan mempengaruhi volume air sungai, maka pemantauan tinggi muka air sungai dan bendungan akan kami lakukan. Termasuk pantai, karena di beberapa daerah lautnya lebih tinggi dari daratan, maka itu juga akan dipantau,” jelas Dikki.

Sebelumnya, musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan telah dicatat BMKG pada September ini. Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, mengatakan potensi cuaca ekstrem seperti hujan deras disertai petir bakal terjadi di wilayah DI Yogyakarta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper