Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemkot Semarang Pastikan Tidak Ada Klaster Sekolah

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam, memastikan tidak ada klaster sekolah.
Sentra Vaksinasi Bersama BUMN kini dibuka di kawasan PRPP, Semarang, Jawa Tengah / Instagram @sentravaksinbersamabumn
Sentra Vaksinasi Bersama BUMN kini dibuka di kawasan PRPP, Semarang, Jawa Tengah / Instagram @sentravaksinbersamabumn

Bisnis.com, SEMARANG - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang menyebut rentang usia 6 - 12 tahun mendominasi temuan kasus siswa yang terpapar Covid-19 dengan jumlah mencapai 31 kasus.

Disusul rentang usia 13 - 15 tahun sebanyak 23 kasus, lebih dari 18 tahun sebanyak 11 kasus, dan rentang usia 16 - 18 ada 5 kasus.

Data itu merujuk pada random sampling deteksi Covid-19 yang dilakukan petugas DKK Semarang di 112 sekolah selama tiga hari mulai 25 sampai 27 Oktober 2021. Testing dilakukan terhadap siswa dan tenaga pendidik dengan rincian 1.980 pada 25 Oktober, 1.452 pada 26 Oktober, dan 297 pada 27 Oktober.

Dari jumlah itu, ditemukan sekitar 70 kasus positif Covid-19 atau 1,9 persen dari total testing. Kasus tersebut tersebar di 29 sekolah yakni 2 SMA/SMK, 4 SMP, 16 SD, dan 7 pondok pesantren.

Kasus tersebut paling banyak ditemukan di di Kecamatan Semarang Barat, kemudian Tembalang, Ngaliyan, banyumanik, Semarang Utara, Semarang Timur, Pedurungan, Semarang Selatan, Gayamsari, Gunungpati, Semarang Tengah, dan Gajahmungkur.

Kendati demikian, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam, memastikan tidak ada klaster sekolah. Sebab setelah dilakukan penelusuran kontak erat, pihaknya tidak menjumpai adanya kasus positif terhadap kontak erat.

"Kasus Covid-19 dapat dikatakan sebagai sebuah klaster apabila kontak erat pada lebel satu dan dua dinyatakan positif," katanya, Rabu (3/10/2021).

Hakam mengakui anak usia dibawah 12 tahun memang belum dilakukan vaksinasi. Pihaknya berharap Pemerintah Pusat segera mengambil langkah untuk mengatasi hal ini dalam waktu dekat.

"Sejumlah negara lain sudah melakukan vaksinasi untuk anak, hasilnya aman dan tidak ada efek samping," tuturnya.

Hakam mengatakan, saat ini sebagian dari siswa dan tenaga pendidik yang terpapar tengah menjalani isolasi terpusat di rumah dinas wali kota. DKK Semarang juga akan melakukan pemantauan selama 14 hari terhadap kontak erat pasien.

"Kami rujuk ke isoter agar tidak semakin banyak penularan. Kami lakukan pembinaan, pemberian obat dan vitamin," imbuhnya.

Dalam hal ini pihaknya menyarankan kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang untuk memberlakukan pembelajaran secara daring di sekolah yang ada temuan kasusnya. Berdasarkan aturan, lanjutnya, untuk persentase penularan lebih dari lima persen maka perlu dilakukan pemberhentian pembelajaran tatap muka (PTM).

#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua #ingatpesanibu


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper