Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Kopi Toraja Pesan 290 Ton Kopi Asal Jateng

PT Sulotco Jaya Abadi di Toraja, anak usaha dari PT Kopi Kapal Api Global, telah menyatakan komitmen untuk membina petani kopi yang ada di Jateng.
Ketua Dekranasda Jawa Tengah, Atikoh Ganjar Pranowo bersama Ketua Dekranasda Sulawesi Selatan Naomie Octarina Andi Sudirman Sulaiman menyaksikan penandatanganan kerja sama antara pelaku usaha di Jateng dan Sulsel dalam acara UKM Jateng Expo 2022 yang diselenggarakan di Makassar. /Dok.Istimewa
Ketua Dekranasda Jawa Tengah, Atikoh Ganjar Pranowo bersama Ketua Dekranasda Sulawesi Selatan Naomie Octarina Andi Sudirman Sulaiman menyaksikan penandatanganan kerja sama antara pelaku usaha di Jateng dan Sulsel dalam acara UKM Jateng Expo 2022 yang diselenggarakan di Makassar. /Dok.Istimewa

Bisnis.com, MAKASSAR — UKM Jateng Expo 2022 di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), menghasilkan beberapa kesepakatan kerja sama antar pelaku UMKM di Jawa Tengah Jateng dan Sulsel, terutama dalam pengembangan produk kopi.

PT Sulotco Jaya Abadi di Toraja, anak usaha dari PT Kopi Kapal Api Global, telah menyatakan komitmen untuk membina petani kopi yang ada di Jateng. Pembinaan ini akan dilakukan hingga proses pemasaran supaya kopi Jateng bisa lebih dikenal.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng Ema Rachmawati mengatakan kerja sama ini dilakukan antara PT Sulotco Jaya Abadi dengan Klaster Kopi Temanggung dalam hal alih teknologi, pengembangan budidaya kopi serta informasi pasar.

Selain itu di UKM Jateng Expo 2022, PT Sulotco Jaya Abadi juga meneken kesepakatan untuk membeli biji kopi asal Jateng sebanyak 290 ton yang selanjutnya akan dipasarkan ke pemasok kopi mereka.

"Yang tadinya B2B pengembangan kopi, berkembang, PT Sulotco mengambil 290 ton kopi Jawa Tengah untuk 2023 nanti. Karena memang musim panen berakhir 2022," ungkap Ema, Sabtu (22/10/2022).

Direktur PT Sulotco Jaya Abadi Samuel Karundeng mengatakan, kerja nsama tersebut akan lebih berfokus ke pendampingan petani dalam membudidayakan tanaman kopi. Harapanya terjadi peningkatan produktifitas petani yang akan berimbas pada penghasilan mereka.

Jika musim panen tiba dan petani kesulitan dalam memasarkan produknya, maka PT Sulotco Jaya Abadi akan membantu proses pemasaran tersebut. Jadi pengembangan ini akan berlangsung secara kontinu dan akan menguntungkan petani.

"Kami ini kan bergerak di hulunya, di perkebunan. Fokus kami peningkatan produktifitas, budidaya, dengan harapan bisa meningkatkan produktifitas petani. Kalau petani kesulitan dalam mengembangkan pasar, kami membantu pembelian kalau petani tidak ada pasar yang lain," ungkap Samuel.

Produk yang akan dibeli dari petani adalah biji kopi mentah yang nantinya akan disortir. Jika berjenis kopi robusta, maka biji kopi tersebut akan langsung dibawa ke bagian perusahaan mereka di Sidoarjo, Jawa Timur untuk diolah dan dipasarkan. Sementara untuk kopi arabica, sebagian akan dicoba untuk diekspor.

Samuel menambahkan, pihaknya selama ini memang rutin melakukan pembinaan budidaya kopi di beberapa provinsi, namun belum sampai ke Jateng. Melalui kerja sama ini, PT Sulotco Jaya Abadi pun akan mulai melakukan pembinaan di wiayah tersebut.

Kerja sama kopi juga dilakukan antara Coffe & Cacao Training Centre (CCTC) Surakarta bersama Politeknik Negeri Pertanian Pangkep dalam hal pengembangan pendidikan. Serta ada juga kerja sama anatara Koperasi Prima Jaya Temanggung dengan Kopintra Kopi Tana Toraja dalam hal kesepakatan pasokan, harga serta standar menu.

Selain kerja sama pengembangan kopi, UKM Jateng Expo juga menghasilkan berbagai kemitraan di bidang fesyen, kriya, dan home decor. Bidang ini bahkan telah mendapatkan 8 buyer dari 7 UKM Jateng senilai Rp29,6 miliar.

Di fesyen ada kerja sama antara Batik Srihanna Salatiga dengan Rumah Busana Susanty Makassar senilai Rp1,8 miliar pertahun, kerja sama antara Batik Muria Kudus dengan Tas Sutra Makassar senilai Rp600 juta pertahun, serta kerja sama antara Batik Haye Pekalongan dengan Sari Indah Batik dan Toko Lela Batik yang masing-masing senilai Rp5,42 miiar dan Rp4,96 miliar pertahun.

Pola kemitraan yang disepakati berbeda-beda, ada yang  berupa kontrak pertahun, franchise, dan ada juga yang beli putus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper