Bisnis.com, SEMARANG - Dari 4.300 Hektare (Ha) lahan yang tersedia di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), pengembangan lahan tahap pertama seluas 450 Ha telah rampung sepenuhnya pada tahun 2022 ini. Kini, menyambut tahun 2023, pengembangan lahan tahap kedua mulai disiapkan.
Tak hanya persiapan pengembangan lahan, tahun 2023 mendatang juga bakal disambut dengan optimis oleh KITB. Direktur Utama KITB, Ngurah Wirawan, menjelaskan bahwa strategi pemasaran yang sama masih akan dilakukan. Yaitu dengan mendorong masuknya investasi asing atau afiliasi. "Bukan merupakan relokasi dari kawasan industri lain di dalam negeri," ujarnya saat dihubungi Bisnis pada Kamis (29/12/2022).
Pada pengembangan lahan tahap kedua, KITB bakal menyiapkan sejumlah fasilitas seperti Command Center, Unit Pemadam Kebakaran, hidran, serta gerbang kawasan. Pembangunan itu sebagian bakal dibiayai dari dana suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai total Rp977 miliar yang disalurkan pada akhir 2021 lalu.
KITB sendiri saat ini sudah memiliki fasilitas penunjang industri seperti ruas jalan utama sepanjang hampir 50 KM, konektivitas dengan Tol Trans Jawa dan jalan Pantura, juga Waste Water & Waste Treatment Plant, Clean Water Treatment Plant, dan pasokan listrik dengan kapasitas 2x60 MVA. "Untuk rencana pembangunan pelabuhan saat ini sedang dipersiapkan oleh pemerintah melalui PT Pelindo, PT KAI, dan Bina Marga," jelas Ngurah.
Ngurah mengungkapkan bahwa KITB bakal terus mengincar investasi dengan alokasi ekspor tinggi, berteknologi linggi, serta membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia. Pengembangan lahan tahap kedua menjadi salah satu jalan bagi KITB untuk membuka pintu seluas-luasnya bagi para investor.
"Kami akan tetap melakukan pendekatan yang progresif kepada pemerintah dan perusahaan pada negara-negara di Benua Eropa, Amerika, dan Asia. Terutama Asia Timur. Pada tahap pertama saat ini didominasi oleh perusahaan Korea Selatan dan Eropa," jelas Ngurah.
Adapun untuk menarik minat investor Penanaman Modal Asing (PMA) ke Jawa Tengah, KITB punya beberapa amunisi yang bakal diandalkan. Harga lahan dan periode kepemilikan lahan hingga 80 tahun menjadi salah satunya. Selain itu, ada grace period selama 5 tahun yang bisa dinikmati investor. Ditambah komitmen pemerintah untuk ikut mendukung pengembangan industri dan menjamin ketersediaan tenaga kerja di KITB.
"KITB masih bisa bersaing dengan kawasan industri di Vietnam tengah dan Thailand. Walaupun dengan kenaikan upah tahun 2023, KITB tetap memberikan nilai upah yang lebih kompetitif dibandingkan dengan beberapa kawasan industri di Asia Tenggara," kata Ngurah.
Tak hanya persiapan pengembangan lahan, tahun 2023 mendatang juga bakal disambut dengan optimis oleh KITB. Direktur Utama KITB, Ngurah Wirawan, menjelaskan bahwa strategi pemasaran yang sama masih akan dilakukan. Yaitu dengan mendorong masuknya investasi asing atau afiliasi. "Bukan merupakan relokasi dari kawasan industri lain di dalam negeri," ujarnya saat dihubungi Bisnis pada Kamis (29/12/2022).
Pada pengembangan lahan tahap kedua, KITB bakal menyiapkan sejumlah fasilitas seperti Command Center, Unit Pemadam Kebakaran, hidran, serta gerbang kawasan. Pembangunan itu sebagian bakal dibiayai dari dana suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai total Rp977 miliar yang disalurkan pada akhir 2021 lalu.
KITB sendiri saat ini sudah memiliki fasilitas penunjang industri seperti ruas jalan utama sepanjang hampir 50 KM, konektivitas dengan Tol Trans Jawa dan jalan Pantura, juga Waste Water & Waste Treatment Plant, Clean Water Treatment Plant, dan pasokan listrik dengan kapasitas 2x60 MVA. "Untuk rencana pembangunan pelabuhan saat ini sedang dipersiapkan oleh pemerintah melalui PT Pelindo, PT KAI, dan Bina Marga," jelas Ngurah.
Ngurah mengungkapkan bahwa KITB bakal terus mengincar investasi dengan alokasi ekspor tinggi, berteknologi linggi, serta membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia. Pengembangan lahan tahap kedua menjadi salah satu jalan bagi KITB untuk membuka pintu seluas-luasnya bagi para investor.
"Kami akan tetap melakukan pendekatan yang progresif kepada pemerintah dan perusahaan pada negara-negara di Benua Eropa, Amerika, dan Asia. Terutama Asia Timur. Pada tahap pertama saat ini didominasi oleh perusahaan Korea Selatan dan Eropa," jelas Ngurah.
Adapun untuk menarik minat investor Penanaman Modal Asing (PMA) ke Jawa Tengah, KITB punya beberapa amunisi yang bakal diandalkan. Harga lahan dan periode kepemilikan lahan hingga 80 tahun menjadi salah satunya. Selain itu, ada grace period selama 5 tahun yang bisa dinikmati investor. Ditambah komitmen pemerintah untuk ikut mendukung pengembangan industri dan menjamin ketersediaan tenaga kerja di KITB.
"KITB masih bisa bersaing dengan kawasan industri di Vietnam tengah dan Thailand. Walaupun dengan kenaikan upah tahun 2023, KITB tetap memberikan nilai upah yang lebih kompetitif dibandingkan dengan beberapa kawasan industri di Asia Tenggara," kata Ngurah.