Bisnis.com, SEMARANG — Dua perusahaan asal Kota Semarang menghadiri pameran Hannover Messe yang digelar di Jerman. PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) serta PT Alga Bioteknologi Indonesia (Albitec) berkesempatan buat promosi sembari menggali perkembangan ilmu dan teknologi ramah lingkungan.
Shinta Pamullasari Azhar, Commercial Division Head KIW, mengungkapkan bahwa pengunjung Hannover Messe cukup antusias buat mendatangi booth KIW. Sejumlah pertanyaan diajukan, mulai dari lokasi kawasan hingga prospek dan keunggulan yang dimiliki.
"Kami pasti sampaikan kalau perusahaannya padat karya, membutuhkan banyak labour, maka KIW ini paling menarik karena upahnya kompetitif," jelasnya melalui sambungan telepon, Rabu (19/4/2023).
KIW sendiri menjadi satu dari 4 kawasan industri plat merah yang hadir di pameran tersebut. KIW ditunjuk secara langsung oleh Kementerian Perindustrian untuk menghadiri Hannover Messe setelah melewati proses kurasi.
Baca Juga
Shinta menyebut, proses kurasi itu mempertimbangkan sejumlah persyaratan, salah satunya mengenai strategi dan inovasi perusahaan dalam memenuhi aspek keberlanjutan lingkungan.
Secara khusus, Shinta menyampaikan bahwa KIW menargetkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang. Kehadiran perusahaan itu di Hannover Messe diharapkan mampu mempercepat realisasi target itu.
"Kami happy karena bisa memperkenalkan KIW ke investor asing yang mungkin banyak belum tahu. Kami juga mendapat pengetahuan dari perusahaan yang lebih advance dari bidang teknologi untuk bisa diaplikasikan di KIW. Misalnya fasilitas Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan teknologi baru, itu bisa kami aplikasikan di fasilitas WWTP kedua kami," jelasnya.
Kesempatan tersebut juga dimanfaatkan oleh Albitec, Ragil Satriyo Nugroho Sales & Marketing Manager di perusahaan itu, menyebut banyak teknologi dan ide-ide menarik yang bisa dibawa pulang.
"Pengembangan biomassa di Eropa itu ternyata sudah measurable, itu besar harapan ketika kami pulang bisa membawa teknologi itu. Bisa eksekusi dengan alat mereka, untuk menangani masalah emisi karbon," ungkapnya.
Ragil menambahkan, kehadiran Albitec juga membuka peluang kerja sama investasi baru pada sektor budidaya alga di Tanah Air. Meskipun belum meneken Memorandum of Understanding (MoU), perusahaan asal Kota Semarang itu sudah menjalin penjajakan dengan sejumlah usaha rintisan atau startup dan instansi lainnya dari kawasan Benua Biru.
"Banyak yang sudah tertarik dengan strain alga kami, karena di Eropa sendiri pengembangannya masih terbatas dan mahal. Budi daya mikroalga sendiri masih jarang di sini. Fungsinya lebih ke arah carbon capture dan biofuel," jelas Ragil.