Bisnis.com, SEMARANG - Komoditas kapuk randu asal Jawa Tengah masih diminati pasar mancanegara.
Balai Karantina Pertanian Semarang mencatat, permintaan dari India mendominasi ekspor komoditas tersebut, diikuti negara-negara seperti Malaysia, Singapura, Korea Selatan, JEpang, Amerika Serikat, Tiongkok, Bangladesh, Burgalria, Italia, Belgia, Mauritius, Jerman, dan Inggris.
Sepanjang tahun 2022 saja, volume ekspor kapuk randu dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang mencapai 5.000 ton atau senilai Rp60 miliar. Dari jumlah tersebut, frekuensi pengiriman tercatat sebanyak 104 kali. Hingga Mei 2023, ekspor kapuk randu asal Jawa Tengah telah mencapai 1,75 ton atau senilai Rp23 miliar. Dari jumlah tersebut, 350 ton kapuk randu asal Jawa Tengah dikirim ke India. Sementara nilai ekspornya jika dikonversikan bisa mencapai Rp6 miliar.
"Dengan frekuensi pengiriman sebanyak 40 kali," jelas Turhadi Noerachman, Kepala Balai Karantina Pertanian Semarang, Jumat (16/6/2023).
Turhadi menjelaskan, pemanfaatan kapuk randu sebagai komoditas ekspor memang belum banyak diketahui masyarakat. Padahal, komoditas tersebut menyimpan potensi ekspor sebagai bahan baku aneka industri. Jika dulu kapuk randu dikenal sebagai isian kasur, namun kini pemanfaatannya sudah jauh lebih luas dan beragam.
"Masih banyak manfaat lain yang diperoleh seperti untuk industri elektronika, peredam panas, dan isolator panas. Peluang ini perlu dimanfaatkan agar petani berinovasi mengembangkan olahan kapuk untuk menghasilkan produk berkualitas dan dikenalkan ke luar negeri," jelas Turhadi dalam siaran persnya.
Baca Juga
Balai Karantina Pertanian Semarang sendiri bakal memeriksa setiap komoditas kapuk randu yang akan dikirimkan ke pasar mancanegara. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan barang kiriman tersebut bebas Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OTPK). Jika dinyatakan lolos, komoditas yang bakal diekspor tersebut bakal diberikan Phytosanitary Certificate sebagai jaminan persyaratan ekspor.
Hingga 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat luas tanaman perkebunan rakyat untuk komoditas kapuk randu berkisar di angka 26.588 hektare. Adapun produksinya diperkirakan berkisar di angka 6.000 ton. Dari jumlah tersebut, Kabupaten Pati menjadi produsen terbesar komoditas kapuk randu di Jawa Tengah. Ke depannya, diharapkan ekspor kapuk randu asal Jawa Tengah bisa terus meningkat.
Turhadi menyebut, perlu dilakukan pemberdayaan sentra kapuk randu di Jawa Tengah sehingga baik produksi maupun kualitasnya bisa memenuhi kebutuhan ekspor. "Kami selaku otoritas Karantina Pertanian Semarang terus mengawal petani dan pelaku usaha agar produknya tembus ekspor serta berdaya saing di pasar internasional," jelasnya.